Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Permintaan Hewan Kurban Turun

Widjajadi
13/8/2018 16:55
Permintaan Hewan Kurban Turun
(MI/Widjajadi)

IDUL Adha kurang 10 hari lagi, namun para pedagang sapi di sejumlah pasar hewan di wilayah Solo Raya mengeluhkan sepinya penjualan hewan  sapi untuk korban. Ada dugaan, sepinya penjualan sapi menjelang perayaan korban ini, dikarena banyak pembeli melakukan transaksi tiga bulan sebelummya.

"Sudah kurang dua pekan, tetapi pembelian masih sepi. Sangat sulit  untuk menjual 10 ekor sapi. Ini beda dengan tahun lalu, kurang satu  bulan saja sudah mulai ramai, dan penjual lumayan menikmati keuntungan," keluh Parjono, seorang pedagang hewan asal Sragen yang biasa membawa ternak ke pasar sapi, seperti Pasar Sapi Bekonang, Sukoharjo, Senin (13/8).

Dia paparkan, sejak pasaran Kliwon pada Agustus ini penjualan sapi sepi  sekali. Hanya ada beberapa pembeli yang datang. Sangat dimungkinkan  kondisi ini dipengaruhi beberapa pembeli sudah melakukan transaksi tiga  bulan sebelum Idul Adha. Saat itu,harga sapi masih murah dan belum  mengalami kenaikan, sehingga para sohibul kurban memilih waktu yang  cukup lama agar mendapatkan sapi korban dengan harga murah.

Begitu halnya di Boyolali yang merupakan pusat penjualan sapi korban  terbesar di Jawa Tengah. Kebanyakan pedagang atau blantik sapi merasakan beratnya penjualan. Tahun lalu, begitu cepat untuk menjual 10 ekor sapi, namun sekarang paling separuh. Hal itu sungguh tidak sebanding dengan  jumlah sapi korban yang melimpah di sejumlah pasar sapi di Boyolali.

Selama ini sapi-sapi dari Boyolali mampu menyuplai kebutuhan sapi di  wilayah Jakarta. Pada tahun lalu, dua pekan menjelang Idul Adha  permintaan sapi sudah menjamur, tetapi kini kurang dari 10 hari, tetap  saja sepi.

Permintan sapi siap kurban tahun ini anjlok. Tahun lalu, 2 pekan  menjelang Idul Adha, permintaan sapi sudah menjamur. Tapi sampai saat  ini pedagang balum merasakan geliat permintaan sapi. "Pesanan masih  sedikit. Biasanya kami antar sehari sebelum penyembelihan kurban," ujar  Sunanto, pedagang sapi dari Mojosongo, Boyolali.

Pedagang lain, Lasmin, menambahkan, tahun ini pihaknya menyiapkan 70-an  ekor sapi jenis lokal atau PO, Limousin, dan jenis Simetal. Sapi-sapi tersebut dibeli dari petani di wilayah Boyolali utara. 

"Tetapi  permintaan tahun ini menurun sekitar 25% ketimbang tahun lalu.  Tahun kemarin, dua pekan sudah bisa kirim 50 ekor sapi, tapi kini tidak  bisa," tukas blantik sapi besar dari Boyolali utara ini.

Terkait hewan korban sapi ini, kalangan pedagang menyatakan, yang banyak  diminati pembeli adalah yang berharga Rp17 juta-Rp20 juta. Dalam kondisi sepi  ini, harga mengalami kenaikan Rp1 juta jika dibandingkan dengan tahun lalu. 

"Penurunan  permintaan mungkin karena bersamaan dengan masuk anak sekolah," imbuhnya.

Sementara itu, untuk menjami kesehatan hewan ternak yang akan  disembelih, Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali terus  melalukan pemeriksaan dan pemberian vitamin pada sapi dan kambing.  Selain itu, pihaknya juga menerjunkan beberapa tim yang akan monitoring  penyembelihan kurban saat Idul Adha nanti.

Sedang dari Wonogiri, Plt Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Heru Sutopo mengatakan, untuk kepentingan hewan korban, dari wilayahnya sudah mengirim 1.820 ekor sapi ke Jakarta dan Jabar. 

"Dengan kenaikan  harga mencapai Rp500 ribu - Rp1 juta/ekor. Sapi termahal jenis limosin  simental dengan harga Rp60 juta-Rp70 juta. Selain sapi, hewan yang  dikirim ke Jakarta adalah kambing sebanyak 5.600 ekor dan domba sebanyak  30 ekor," tukas dia. (A-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya