Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Kekurangan Air Bersih dan Kebakaran kian Mengancam

Akhmad Safuan
08/8/2018 20:05
Kekurangan Air Bersih dan Kebakaran kian Mengancam
(MI/Abdus Syukur)

BENCANA kekeringan yang terjadi di Jawa Tengah diperkirakan masih akan berlangsung lama. Bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warga terus dikucurkan. Kebakaran dan ancaman gagal panen ikut membayangi warga.

Pemantauan Media Indonesia di pantura, Rabu (8/8), bencana kekeringan akibat lebih dari empat bulan tidak turun hujan di 20 kabupaten/kota di Jawa Tengah semakin parah. Desa-desa kekurangan air bersih untuk kebutuhan konsumsi semakin bertambah hingga hampir mencapai 500 desa.

Sumur warga, sungai, dan saluran air di desa juga tekah menyusut dratis hingga warga kesulitan memperoleh air bersih. Warga beberapa desa di Kecamatan Pulo, Grobogan, terpaksa membuat sumur di tengah sungai yang mengering untuk kencari sumber air.

"Hasilnya tidak seberapa tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sehari semalam bisa dapat 2-3 ember," kata Narsanah, 34, warga Pulo Kulon, Grobogan.

Di desa-desa yang ada di wilayah Grobogan, Rembang, Blora, Pati, dan Jepara sebagian masih mengandalkan bantuan air dari pemerintah daerah dan provinsi. Setiap hari ratusan truk tangki rata-rata berisi 5.000 liter terus mengucurkan air ke desa-desa yang membutuhkan.
.
Di Demak, kesulitan air terjadi mengakibatkan ribuan warga terutama di pesisir utara terpaksa mengkonsumsi air yang bercampur air asin. Pasalnya, sumur dan sungai juga telah tercemar dengan air laut.

"Akibat kemarau di sini air bersih menyusut dan sumur tercemar air laut, kami warga di sini terpaksa minum air payau karena untuk membeli harganya mahal yakni Rp5.000-10.000 per jeriken ukuran 20 liter," kata Bambang, 43, warga Tugu, Sayung, Demak.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih ini Pemprov Jateng telah menyediakan anggaran yang cukup yakni Rp40 miliar. Selain untuk memenuhi kebutuhan air bersih, anggaran tersebut juga dipersiapkan untuk mengatasi berbagai bencana seperti tanah longsor, kebakaran, angin ribut, dan lainnya.

Kekeringan tidak hanya mengakibatkan kekurangan air di Jawa Tengah. Ancaman kebakaran juga terus membayangi warga di beberapa daerah dan selama kemarau panjang puluhan kasus kebakaran telah melanda.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Bergas Catursari, mengatakan berdasarkan data yang dihimpun oleh pusat pengendali operasi BPBD Kudus, sepanjang bulan Juli-Agustus 2018 mencatat ada 27 kali kebakaran yang terjadi di Kudus.

Kebakaran umumnya terjadi pada lahan tebu, ujar Bergas, yakni sebanyak 18 kali kejadian. Kebakaran telah membakar sekitar 16 hektare lahan serta lima unit gudang tebu,  disusul kebakaran lain seperti toko, serta rumah. 

"Kalau untuk kekurangan air bersih kita telah siapkan 280 tangki air untuk bantuan," imbuh Bergas.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Demak Agus Nugroho  yang mencatat puluhan kasus kebakaran. "Kita terus lakukan koordinasi dengan instansi terkait dan menurunkan petugas untuk memantau wilayah, sosialisasi ancaman kebakaran kepada warga juga dilakukan," kata Agus. (A-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya