Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SELURUH masyarakat di Provinsi Bangka Belitung (Babel) harus mewaspadai potensi ancaman-ancaman yang dapat menimbulkan konflik sehingga memecah belah kerukunan dan ketenteraman.
Permintaan itu di sampaikan Kepala Kepolisian daerah (Kapolda) Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Brigadir Jenderal (Brigjen) Syaiful Zachri, saat memberikan arahan dalam Penyuluhan kontra radikal dan deradikalisasi program quick wins kegiatan ke-IV Korbinmas Baharkam Mabes Polri di Polda Babel, Rabu (8/8).
"Apa yang terjadi di Negara lain seperti Afganistan bisa saja terjadi di wilayah kita, faktornya pun bermacam-macam," kata Kapolda.
Kapolda menyebutkan tahun 2019, Indonesia akan melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu), Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Legeslatif. Pesta Demokrasi ini merupakan celah perpecahan dan harus selalu di waspadai.
"Saya minta pada Pilpres dan Pileg nanti jangan jadikan perbedaan bendera dan warga perpecahan yang menimbulkan konflik, ini harus betul-betul kita waspadai," ujarnya.
Menurut Kapolda, di Babel sendiri ada beberapa konflik sosial yang menjadi ancaman seperti konflik antara tambang dan nelayan, petani dan perkebunan.
Untuk itu, dalam penyuluhan kontra radikal dan deradikalisasi program quick wins kegiatan ke-IV korbinmas baharkam Mabes Polri di Polda Babel yang di hadiri LSM, pelajar, mahasiswa, toko agama, toko masyarakat dapat menjaga keamanan dan kerukunan.
"Mari kita sosialisasikan ancaman-ancaman itu ke keluarga, lingkungan dan umat, bangkitkan kesadaran, ancaman itu sudah nyata, faktor penyebabnya cukup banyak," tutupnya.
Dalam Kegiatan Penyuluhan tersebut menghadirkan pembicara seperti Kombes Yukdi Barasuli, Kasubdit Binbaharkam Polri, AKB Kurnia Wijaya, Kasubdit Identifikasi Densus 88 Mabes polri, serta Ustaz Mukhtar Khoiri alias Abu Hapsah, mantan teroris. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved