Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PEMERINTAH Provinsi Bangka Belitung (Babel) saat ini sedang gencarnya-gencarnya membangkitkan kejayaan lada putih di berbagai negara salah satunya Moskow, Rusia. Ironisnya, dalam perjalanan baru di ketahui kuat dugaan masalah lada tersebut Babel di bohongi negara lain.
Hal itu, di sampaikan Gubernur Provinsi Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman Djohan saat memberikan sambutan dalam peningkatan kualitas dan ekspor komonditas perkebunan Babel dalam upaya meningkatkan daya saing Indonesia dalam masyarakat ekonomi ASEAN 2025 di Hotel Aston Soll Marina, Pangkalan Baru, Bangka Tengah, Selasa (7/8).
"Dalam kunjungan saya ke Moskow belum lama ini, ternyata kita tidak punya data ekspor lada ke Eropa Timur," kata Erzaldi.
Dirinya pun pernah bertanya kenapa justru tidak ada lada putih dan yang ada hanya lada hitam Vietnam, alasanya cukup mengejutkan, karena masyarakat Eropa tidak menyukai lada putih.
"Di Moskow ternyata memang benar tidak ada lada putih, mereka suka lada hitam dari Tiongkok dan Vietnam, tapi saya rasa bukanya tidak suka, melainkan mereka belum tahu tentang lada putih Babel ini," ujar Erzaldi.
Pasar lada dunia yang dulu menurutnya sempat dikuasai Babel kini beralih dikuasai Vietnam. Dan dan sakitnya lagi, lanjut Erzaldi, setengah dari lada Vietnam itu merupakan lada dari Provinsi Babel.
"Kalau begini kita di bodoh-bodohi, mereka mengambil setengah lada kita karena lada kita adalah the best (terbaik) dan tidak ada di tempat lain," ungkap Erzaldi lagi.
Ia menyebutkan ada beberapa keunggulan lada Babel sehingga menjadi yang terbaik sejagat. Pertama karena tingkat kepedasanya yang mencapai 7% dan kedua karena wangi.
"Lada Vietnam tingkat kepedasanya hanya 2,9%, namun untuk menambahkan kepedasan lada mereka, mereka campur setengah lada kita sehingga kepedasan ladanya mencapai 4,3%," cerita Erzaldi.
"Tidak sampai di situ, Vietnam terus mencari cara agar rasa pedas lada mereka sampai 7% yaitu dengan mencapurkan kimia pada lada," ucap Erzaldi.
Vietnam menurut Erzaldi tidak pernah mengeluh permasalahan harga, seperti saat ini harga lada Babel hanya Rp54 ribu per kilogram, sedangkan di Vietnam Rp46 ribu per kilogram.
Atas apa yang menjadi temuan di Moskow, Erzaldi pun langsung
bertemu dengan Menko untuk meminta agar seluruh eskportir lada di kumpulkan. Intinya agar lada Babel tidak di ekspor ke Vietnam.
"Dengan begitu Vietnam tidak bisa mencampur lada Babel dengan lada mereka, sehingga Babel tidak di bodoh-bodohi lagi," tutupnya. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved