Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
DAMPAK kemarau ekstrem yang menyebabkan sejumlah wilayah Kabupaten Wonogiri tidak ada hujan selama lebih dari 60 hari, telah membuat kalangan petani beberapa desa di kecamatan Selogiri dan Wonogiri tidak berani tanam padi. Bahkan sebagian besar petani membiarkan sawahnya bero pada musim tanam (MT) III ini, karena irigasi sudah tidak bisa diharapkankan lagi, seiring sudah mengeringnya Waduk Krisak di Desa Pare dan Waduk Tandon di kawasan Giriwono.
Kepala BPBD Wonogiri Bambang Haryanto telah memperingatkan warga termasuk petani untuk lebih berhemat dalam mengelola potensi air, agar kekeringan tidak semakin parah.
"Sektor pertanian memang bukan dalam kewenangan BPBD, namun begitu, kami tetap mengingatkan, agar hemat air terus dilakukan, termasuk sejumlah potensi sumber air harus dijaga, untuk meminimalisasi dampak kemarau ekstrem ini," ujar Bambang Haryanto ketika dikonfirmasi, Sabtu (4/8).
Sementara itu pantauan Media Indonesia, lahan pertanian seluas 1.178 hektare di sejumlah desa wilayah kecamatan Selogiri dipastikan sulit untuk menghasilkan panen padi, seiring dengan tidak digarapnya sawah-sawah tersebut, karena tidak ada lagi air irigasi yang bisa dialirkan. Waduk Krisak yang selama ini menjadi gantungan petani, tidak lagi menyisakan air yang bisa dialirkan.
Seperti Purwoto, petani Jendi menyatakan sudah biasa membiarkan sawah mangkrak ketika memasuki MT III yang bersamaan dengan datangnya musim kemarau. "Ya untuk kehidupan ya mempertahankan hasil panen MT I dan MT II. Sulit mencari sumber air, dan ditanami palawija pun tidak tumbuh bagus," ujar dia yang menyebut sawahnya merupakan lahan kering.
Lahan kering di wilayah Selogiri, hanya bagus untuk MT I. Pada MT II air irigasi Waduk Krisak pun sudah berkurang banyak, sehingga pengelolaan tanaman padi tidak bisa maksimal. " Ketika MT II hasil produksi pun jauh berkurang dibandingkan dengan panen MT I," ujar petani lain.
Begitu halnya dengan lahan sawah kering yang menggantungkan irigasi dari Waduk Tandon di Giriwono, kecamatan Wonogiri. Karena cepat mengering, pada MT III ini, Waduk Tandon justru ditanami jagung.
Sejumlah petani Desa Pule dan Sendang Ijo maupun Nambangan dalam pada musim kemarau ini masih terus berusaha keras, menyedot air dari irigasi Dam Colo Barat yang juga semakin terbatas. Namun setidaknya sawah seluas 800 hektar masih bisa mendapatkan air irigasi. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved