Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Gandeng Perguruan Tinggi, Ciptakan 20 Ribu Wirausahawan

Ferdinand
03/8/2018 19:00
Gandeng Perguruan Tinggi, Ciptakan 20 Ribu Wirausahawan
(ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) menargetkan 20 ribu wirausahawan baru pada 2020. Pelibatan perguruan tinggi merupakan sebuah keniscayaan untuk mewujudkan target tersebut. 

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM), Gati Wibaningsih pada Pagelaran Expo Hasil Riset Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (3/8). 

"Karena perguruan tinggi memiliki hasil-hasil riset. Itulah yang akan dikembangkan di masyarakat dalam rangka menumbuhkan wirausahawan baru," katanya. 

Selain menggandeng perguruan tinggi, Kemenperin juga semakin mengintensifkan kerjasama dengan sekolah menengah kejuruan (SMK). Lulusan SMK direkrut untuk diberikan pendidikan di universitas dan politeknik yang berada di bawah Kemenperin. 

Gati mengatakan, Kemenperin memiliki 11 universitas dan politeknik. Mulai dari bidang tekstil, kerajinan kulit, hingga makanan. Para lulusan SMK itu diberikan beasiswa pendidikan selama dua tahun, setelah itu dijadikan pendamping IKM sebagai tahapan awal menjadi wirausahawan baru.

Kemenperin juga bekerja sama dengan komunitas-komunitas IKM dengan memberikan pelatihan dan memberikan bantuan mesin dan peralatan kepada masyarakat yang berminat untuk berwirausaha.  "Jadi, orangnya dilatih, mesin dan peralatannya dibantu," tegas Gati.

Gati menyatakan, pengalaman selama ini menunjukkan Indonesia memiliki banyak bibit-bibit wirausahawan. Akan tetapi, sebagian besar belum menekuni bidang itu secara total. 

Masih banyak pelaku IKM yang hanya serius menjalankan usahanya saat masih dalam proses pendampingan. Ketika pendampingan sudah selesai, kerja mereka cenderung asal-asalan. 

"Wirausahawan itu kan harus tangguh dan memiliki komitmen. Ini yang masih kurang. Biasanya IKM, ketika pendamping sudah tidak disitu lagi, kerjanya jadi ngawur. Itu masalahnya," kata Gati. (A-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya