Kapal Disapu Gelombang, 13 Warga Mabar Tenggelam

John Lewar
31/7/2018 15:30
Kapal Disapu Gelombang, 13 Warga Mabar Tenggelam
(Ilustrasi)

NASIB nahas dialami kapal yang berlayar dari Sumba Barat Daya menuju Pelabuhan Sape, Bima, NTB, Minggu (29/7) pagi. Kapal tersebut terbalik dan tenggelam di tengah laut. Di dalamnya terdapat 13 penumpang asal Kabupaten Manggarai barat (Mabar), NTT.

Pelbagai informasi yang dihimpun Media Indonesia di Labuan Bajo, Selasa (31/7), total penumpang yang diangkut dari Pelabuhan Wae Kelo menuju Pelabuhan Sape sebanyak 27 orang asal Sumba, asal NTB, dan Pulau Mesa, Desa Papagarang, Kecamatan Komodo Mabar.

Dari data penumpang itu, ada penumpang ditemukan telah meninggal dunia dan dua orang masih dicari Tim SAR bersama unsur kepolisian dan Pemkab setempat.

Informasi kapal tenggelam itu mendapat perhatian publik, Pemkab Mabar, dan kepolisian untuk memantau perkembangan lokasi kapal tenggelam.

Data resmi dari Syahbandar Wae Kelo menyebutkan ada tiga korban meninggal dunia, yakni Haris, 31, asal Sumba, Marlince, 20, asal Sumba dan Fadlun, 51, asal Pulau Mesa. 

Sementara korban yang belum ditemukan dan sedang dicari adalah Soraya, 10, asal Pulau Mesa dan Debiana Pati Bebe, 20, asal Sumba. 

Adapun para penumpang asal Pulau Mesa yang ditemukan selamat dari Pulau Mesa, yakni Erni, 35, Nihan, 40, Bambang, 20, Ayu, 12, Sunario, 35, Airah, 8, Saura, 2, Ratna, 40, Ana, 29, Ibrahim bubu, 50, Aulia, 10, Idrus, 50, dan Risda, 30. 

Sementara ABK kapal Berkah Ilahi, yakni Nakhoda, Jufrin, 42, dan anak buahnya, Edi Tajudin, Ahmad, Abdollah, dan Masrin. 

Kepala Syahbandar Waikelo, Sumba Barat Daya, Antonius Langkamau per telepon, Selasa (31/7), mengatakan keberangkatan kapal itu nyaris tidak diketahui petugas pelabuhan. 

Kapal meninggalkan pelabuhan, Pkl. 04.00 Wita menuju Pelabuhan Sape. Setelah tiga jam berlayar kapal dihantam gelombang tinggi kapal dan tenggelam di sekitar perairan laut Torobabula Timur, Desa Nggelu, Sumbawa, Bima.

 "Kita sempat periksa kapal itu. Kita larang berlayar. Tetapi, kapal berlayar subuh-subuh di luar kontrol petugas pelabuhan," katanya.

Dikatakan, pemilik kapal tahu kapal dalam masalah setelah ditelepon seorang anak buah kapal sekitar Pkl.08.00 Wita. Pemilik kapal bersama warga langsung ke tengah laut untuk melakukan pencarian. Setelah empat berjalan, pemilik kapal menemukan kapal dalam keadaan terbalik dan terapung di tengah laut. 

Pemilik kapal bersama warga langsung melakukan pencarian untuk menyelamatkan penumpang. Kapal tidak bisa ditarik keluar karena keadaannya tidak memungkinkan saat itu.

Seorang anggota Tim SAR Bima, Mahruf yang dihubungi per telepon mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pencarian. Pencarian dilakukan Tim SAR Bima bersama para nelayan dan keluarga korban. 

Karena partisipasi Tim SAR dan nelayan, sebagian besar penumpang bisa ditemukan. 

"Kami masih terus lakukan pencarian. Sasaran sekarang mendapatkan dua yang masih dinyatakan hilang,"katanya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya