Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
DINAS Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat hingga saat ini tercatat setidaknya 10 perahu milik nelayan rusak akibat terjangan gelombang tinggi yang terjasdi dalam beberapa hari terakhir ini.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul Khairudin Jumat (27/7), mengatakan, 10 perahu itu berada di Pantai Pantai Drini lima unit perahu motor tempel. Di Pantai Sadeng dua unit perahu terdiri atas satu unit ukuran 12 gross ton dan satu unit ukuran 14 gross ton, sedangkan di Pantai Baron tiga kapal dan beberapa jaring rusak.
Meski demikian, lanjutnya, DKP masih terus melakukan identifikasi terhadap kemungkinan masih adanya kerusakan lain termasuk kerusakan infrastruktur perikanan tangkap serta sarana dan prasarana pendukung.
"Kalau mengenai kerugian material akibat gelombang pasang, DKP belum dapat menaksirkan kerugiannya karena gelombang tinggi masih akan terjadi di perairan selatan Gunungkidul sampai 30 Juli 2018," katanya.
Khairudin mengatakan Pemkab Gunungkidul tidak memberi bantuan perbaikan perahu milik nelayan rusak. Namun demikian, pihaknya akan mengusuhakan bantuan dari DIY dan KKP. Ia mengimbau nelayan untuk tidak melaut sementara waktu sampai gelombang reda dan tidak membahayakan keselamatan nelayan.
"Nelayan sudah mengetahui keadaan gelombang laut atau cuaca, bahkan sebelum kejadian ini, perahu sudah dinaikan ke darat," katanya.
Sementara Pemkab Kulonprogo juga belum dapat memastikan rincian kerusakan dan kerugian akibat gelombang tinggi baik di sektor perikanan tangkap, perikanan budidaya maupun sektor pariwisata.
"Tim identifikasi Dinas Pariwisata masih melakukan pendataan kerusakan infrastruktur dan sarana prasarana wisata pantai," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo Agung Kurniawan.
Ia mengatakan objek wisata pantai di Kulonprogo memang rusak dan penuh sampah yang dibawa oleh gelombang pasang. Pelaku wisata mulai berbenah dan membersihkan sampah dan puing-puing bangunan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulonprogo Sudarna menambahkan DKP masih melalukan identifikasi kerugian akibat gelombang pasang.
"Ada puluhan perahu milik nelayan yang rusak ringan hingga rusak berat. Selain itu, adanya kerusakan tambak udang yang rusak akibat gelombang tinggi," jelasnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang Pantai Glagah mulai membersihkan warung tempat jualan yang rusak diterjang gelombang pasang. Namun, mereka masih enggan berjualan sampai kondisi aman.
Kepala Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Pantai Glagah Aris Widiatmoko membenarkan peristiwa ini sebenarnya sebuah peristiwa tahunan. Akan tetapi, ketinggian ombak kali ini menjadi yang terbesar selama satu dekade belakangan ini. SAR saat ini terus mendata dan memberikan assesmen sesuai kebutuhan warga. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved