BULOG Devisi Regional Nusa Tenggara Timur (NTT) menyerap beras petani dari tujuh sentra produksi beras untuk memenuhi target penyerapan beras tahun ini sebanyak 15.000 ton.
Tujuh daerah tersebut yakni Kabupaten Rote Ndao, Kupang, Manggarai, Ngada, Belu, Sumba Barat, Manggarai Barat, dan Sumba Timur. Daerah-daerah tersebut selama ini paling banyak menyuplai beras untuk Bulog.
Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog NTT Alexander Malelak, Jumat (17/4), mengatakan beras yang diserap bulog harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan yaitu kadar air yang terkandung di dalamnya maksimal 14 persen.
Selain itu, derajat sosoh atau tingkat keputihan beras minimal 95 persen, butir patah maksimal 20 persen, dan butir menir (bubuk) maksimal dua persen. Ia memastikan target penyerapan beras tersebut tercapai karena hasil panen petani melimpah. Apalagi harga pembelian pemerintah (HPP) beras sudah naik menjadi Rp7.300 per kilogram (kg).
Kendati target penyerapan beras tercapai, Nusa Tenggara Timur masih tetap membutuhkan pasokan beras dari luar daerah. Pasalnya kebutuhan beras di daerah ini mencapai sekitar 13.000 ton per bulan. Kekurangan beras di daerah ini biasa dipenuhi Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Pasokan beras dari tiga daerah itu dilakukan pemerintah, juga oleh pihak swasta yang langsung menjualnya ke pasar. (Q-1)