Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PELETAKAN batu pertama (ground breaking) Monumen Flobamora Rumah Pancasila (FRP) dilakukan Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya di Desa Nitneo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Jumat (18/5) petang.
Monumen yang dibangun dengan anggaran Rp38,6 miliar ini menempati areal seluas 5.000 meter persegi dan terletak di perbukitan, merupakan monumen Pancasila pertama di Indonesia.
Pembangunan monumen ini menunjukkan bahwa dari Nusa Tenggara Timur, Burung Garuda akan terbang membawa sila-sila Pancasila sampai di Jakarta baru ditetapkan sebagai ideologi negara
"Gagasan pembangunan monumen ini muncul ketika gonjang-ganjing urusan tentangan kebangsaan di republik ini," kata Lebu Raya saat peletakan batu pertama pembangunan menumen tersebut.
Monumen ini terdiri dari Patung Burung Garuda yang terdiri dari badan Burung Garuda yang dilengkapi lift dan menara pandang. Terdapat rongga di kepala burung yang menampung 20 orang, sebagai tempat orang menikmati area lepas pantai dan Pulau Semau yang terletak di bagian barat Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
Selain itu dilengkapi pula galeri dua lantai yang berfungsi sebagai ruang display yang menggambarkan sejarah pancasila, keberagaman budaya dan wisata NTT, ruang teater, toko seni, kerajinan rakyat, restoran dan ruangan lainnya.
Sedangkan konsep luar terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau terdiri yang antara lain terdiri dari taman, shelter dan plasa terbuka.
Lokasi pembangunan monumen ini strategis karena dekat dengan pintu masuk Pelabuhan Laut Tenau dan Pelabuhan Penyeberangan Bolok.
Kadis Permukiman dan Tata Ruang NTT Julia Arfa menyebutkan monumen Flobamora Rumah Pancasila menggabarkan dan mengukuhkan NTT sebagai rumah Pancasila dan tempat diilhaminya Pancasila, serta tempat menyuarakan semangat kerukunan dan semangat persatua dan kesatuan yang terkandung dalam Pancasila.'
Selain itu memberikan gambaran kepada generasi muda bahwa Pancasila sebagai ideologi negara mampu menjawab tantangan yang dihadapi bangsa ini pada masa lampau, kini, dan akan datang. serta mempertegas citra NTT sebagai daerah dengan toleransi antarumat beragama di Tanah Air.
"Monumen ini akan menjadi salah satu destinasi wisata baru dan tempat belajar nilai-nilai luhur bangsa," ujarnya. (A-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved