Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEJAHATAN ATM skimming saat ini menghantui pihak perbankan nasional, tak terkecuali para nasabahnya. Satu bentuk kejahatan modern yang terorganisasi (organized crime) ini berawal dari pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi pada strip magnetik kartu yang digunakan pada mesin ATM.
“Setelah tersalin, data itu digunakan untuk melancarkan kejahatan lainnya,” kata pakar forensik digital Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yudi Prayudi.
Proses untuk menyalin informasi biasanya dilakukan dengan menggunakan bantuan sejumlah alat, baik yang menempel langsung pada ATM maupun yang dipasang berdekatan dengan ATM-nya.
Selain ATM skimming yang saat ini populer, jelasnya, sebenarnya terdapat jenis skimming lain yang juga harus diwaspadai karena berpotensi memakan korban nasabah perbankan. Kejahatan-kejahatan itu antara lain hand-held POS skimming, yaitu sebuah alat yang bisa mengopi langsung atau menduplikasi kartu debit atau kredit.
Model lainnya ialah POS swaps, yaitu proses kopi data kartu debit atau kredit dari mesin pembayaran yang sering terpasang di toko-toko. “Bentuk lainnya ialah dummy ATM, umumnya mesin ATM yang digunakan hanya untuk transaksi online. Dari sini data-data kartu debit atau kredit yang akan diambil oleh mesin dummy ATM ini,” ujarnya di Kampus UII, Jalan Kaliurang Km 14, Yogyakarta, kemarin.
Lebih lanjut, Yudi mengatakan ATM skimming standar umumnya berbentuk perangkat elektronik yang diletakkan di atas alat pembaca kartu ATM. Menurut dia, bagi seseorang yang sudah mahir, memasang peralatan ini hanya perlu waktu kurang dari 3 menit.
Dalam perkembangannya, kecanggihan teknik skimming bisa langsung mengopi data yang didapat dari alat skimming kemudian dikirim, secara online atau remote, teknologi GSM, bluetooth ke pemasang alat skimming, baik melalui komputer atau smartphone yang dipasang di lokasi tertentu. “Dengan teknik canggih ini, alat skimming dapat diakses dari mana pun oleh pelaku,” ujarnya.
Dalam penanganan beberapa kasus skimming di Tanah Air, pihak Kantor Imigrasi Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan, akan mendeportasi dua warga Turki ke negara mereka. Kedua pria tersebut ditangkap sebagai tersangka pembobol data kartu ATM nasabah bank pada Juni 2017.
Belum lama ini puluhan nasabah di Kediri, Jawa Timur, juga jadi korban skimming dan kasusnya masih diproses hukum. (AU/LN/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved