Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Buya pun Prihatin

Ardi Teristi
15/3/2018 09:00
Buya pun Prihatin
(Tokoh agama Buya Syafi i Maarif (tengah) melihat kondisi musala yang dibakar di Desa Jambidan, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, (Rabu, 14/3/2018)---ANTARA/HENDRA NURDIYANSYAH)

AKSI vandalisme di Taman Pendidikan Alquran Fakhturrahman, Kepanjen, Desa Jambidan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, menggugah Buya Syafii Maarif. Kemarin (Rabu, 14/3/2018), mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu mengunjungi lokasi kejadian.

“Saya tidak habis pikir, peristiwa ini bisa terjadi di sini. Kalau ini dilakukan sekadar iseng, tindakan mereka benar-benar keterlaluan,” keluh Buya.

Aksi tidak terpuji di lingkungan TPA Fakhturrahman terjadi selama dua hari. Hari pertama, Minggu (11/3) sore, gazebo TPA dibakar. Pada Senin (12/3) dini hari, giliran karpet, sajadah, dan sarung yang berada di musala hangus karena dibakar.

Polres Bantul tengah menyelidiki kasus ini. Tim sudah turun ke lokasi, ­mengamankan sejumlah barang bukti dan memasang garis polisi.

Buya yakin polisi bisa meng-ungkap kasus pembakaran tersebut. “Jika pelakunya tertangkap, saya minta tidak dihakimi massa, apalagi sampai dibunuh.”

Dia berharap semua pihak bisa menjaga suasana tetap sejuk dan dingin, terlebih saat ini merupakan tahun politik. “Jangan sampai teror seperti ini menimbulkan perpecahan,” tandas Buya.

Di Karawang, Jawa Barat, pemerintah kabupaten mengambil kebijakan positif dengan mengalokasikan dana apresiasi Rp12 miliar untuk guru ngaji di 30 kecamatan. Sekitar 10 ribu guru ngaji akan mendapat uang Rp1,2 juta per orang.

“Ini program rutin pemkab. Dana apresiasi akan diberikan menjelang Lebaran,” kata Kabag Kesejahteraan Rakyat Matin Abdul Rajak.

Berita bohong
Sebagai upaya menjaga kedamaian, umat Kristen di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mendeklarasikan komitmen antihoaks atau berita bohong. Acara yang digelar di Gereja Kristen Jawa itu dipelopori Forum Kerja Sama Gereja, Forum Komunikasi Hamba Tuhan, dan Asosiasi Pendeta Indonesia Klaten.

“Umat Kristen menolak penyebaran berita bohong karena meresahkan masyarakat. Kami sudah menyampaikan pesan moral kepada seluruh jemaat gereja agar tidak terpengaruh berita hoaks yang disebarkan lewat media sosial,” kata Ketua Forum Kerja Sama Gereja, Sugeng Prasetya.

Kapolres Klaten Ajun Komisaris Besar Juli Agung Pramono mendukung inisiatif warga mengadakan deklarasi antihoaks.

“Penolakan berita bohong yang dilakukan para pendeta dan umat Kristen patut diapresiasi. Berita hoaks harus terus dilawan,” tandasnya.

Saat berkunjung ke Bangka Belitung, kemarin, Kepala Biro Multimedia Mabes Polri Brigadir Jenderal Rikwanto juga mengingatkan seluruh warga untuk tidak menyebarluaskan berita bohong dan ujaran kebencian.

“Saya berharap di Bangka Belitung tidak ada netizen yang menyebarkan berita bohong. Polri tidak segan-segan melakukan tindakan tegas,” tambahnya.

Ia pun mengancam pihak-pihak yang membuat, mentransimisikan, dan mendistribusikan berita bohong. “Coba saja kalau masih berani bermain hoaks,” ancam Rikwanto.

Dia menyebutkan Polri sudah melakukan penegakan hukum terhadap banyak pelaku penyebaran berita bohong. Mereka akan ditindak dengan tegas sesuai hukum yang berlaku.

Mabes Polri, lanjutnya, tidak akan bermain-main dalam kasus yang satu ini. Pasalnya, aksi mereka sudah memecah belah bangsa, agama, bahkan warga antarkampung.

Salah satu yang tengah ditangani Mabes Polri ialah gerakan penyebaran ujar-an kebencian yang dilakukan suatu kelompok besar yang menggunakan bendera agama.

“Sudah ada enam orang anggota kelompok itu yang diproses. Jumlah tersangka-nya akan bertambah, tunggu saja waktunya,” tandas Rikwanto. (CS/JS/RF/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya