Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Polisi Baru Amankan Pesta Demokrasi

MI
07/3/2018 09:58
Polisi Baru Amankan Pesta Demokrasi
(Bintara baru lulusan dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Purwokerto, Jawa Tengah, melakukan aksi simulasi seusai dilantik menjadi bintara Polri oleh Kapolda Jateng Irjen Condro Kirono---MI/Liliek Dharmawan)

KERJA besar langsung harus dihadapi para bintara baru yang baru lulus dari Sekolah Polisi Negara di Purwokerto, Jawa Tengah. Kemarin, sebanyak 748 bintara baru dilantik.

“Mereka akan ditempatkan di 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah untuk membantu pengamanan pilkada. Khusus di tujuh kabupaten dan kota yang akan memilih bupati atau wali kota baru, jumlah petugas pengamanan akan lebih banyak dari daerah lain,” kata Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono.

Ia memastikan ke 748 bintara telah dibekali dengan kemampuan dasar dan keterampilan, mempunyai mental dan integritas sebagai anggota kepolisian. “Secara pribadi, mereka juga memiliki kemampuan bela diri yang cukup.”

Sampai kemarin, lanjut dia, pelaksanaan pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota di Jawa Tengah masih dalam kondisi aman. “Memang ada sejumlkah kasus terkait hoax dan ujaran kebencian. Di Banjarnegara, pelaku sudah ditindak dan di Semarang, polisi menutup dua akun media sosial.”

Terkait dengan hoaks, para ulama di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menandatangani kesepakatan bersama menjaga situasi keamanan dan kondusivitas wilayah. Kapolres Cianjur Ajun Komisaris Besar Soliyah mengaku Polri tak bisa melaksanakan tugas sendiri.

“Dukungan dari seluruh elemen masyarakat, TNI, pemerintah daerah, para tokoh agama, juga alim ulama sangat diperlukan untuk menangkal berbagai potensi kerawanan konflik.”

Dia mengakui isu yang kini marak di antaranya terkait dengan hoaks, SARA, dan peng­aniayaan ulama. Soliyah mengaku jajarannya sudah turun langsung ke lapangan memberikan pengertian dan menenangkan masyarakat agar tak termakan isu-isu tak jelas.

Dalam menanggapi ajakan polisi, Misfallah Yusuf, ulama, mengaku selalu waspada dengan beredarnya isu duga­an penganiayaan ulama dan berita bohong lainnya. “Kami selalu waspada.”

Di Jambi, Panitia Pengawas Pemilu menggandeng Tim Unit Kejahatan Siber Polda Jambi untuk mengawasi kampanye media sosial yang dilakukan tim calon kepala daerah. “Pengawasan dibutuhkan guna mengantisipasi terjadinya gesekan kampanye hoax di media sosial. Kampanye media sosial sangat rawan,” kata Ketua Panwaslu Kota Jambi, Ari Juniarman.

Dua pasang calon kepala daerah di Kota Jambi sudah menyerahkan masing-masing lima akun media sosial yang akan digunakan untuk berkampanye. (LD/BB/SL/Ant/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya