Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
KOTA Palembang di Sumatra Selatan akan menjadi salah satu tuan rumah ajang olahraga internasional Asian Games pada Agustus 2018 mendatang. Selain infrastruktur yang mumpuni, keindahan kota menjadi poin plus untuk memberikan citra positif pada para tamu.
Salah satu masalah yang dihadapi saat ini ialah masih kurangnya kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap sampah. “Tentunya wisatawan akan kecewa jika kondisi Sungai Musi penuh sampah dan berbau,” ucap Penjabat Wali Kota Palembang Akhmad Najib.
Kepada wartawan Media Indonesia Dwi Apriani, ia menyebutkan sejumlah cara untuk mengatasi sampah di Kota Pempek itu.
Bagaimana sebenarnya permasalahan sampah di Palembang?
Ada sebagian masyarakat, utamanya mereka yang tinggal di sekitar aliran anak sungai yang kurang peka atas kebersihan lingkungan. Tidak sedikit masyarakat yang membuang sampah atau limbah rumah tangga di aliran anak sungai itu. Akibatnya, sampah menumpuk dan ini dapat menjadi bencana bagi semua.
Masalah apa yang kemudian muncul?
Jika sampah bertumpuk, akan membuat kondisi tidak sehat bagi masyarakat sekitar. Penyakit akan sangat mudah datang. Selain itu, Palembang akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games.
Sungai yang langsung bermuara ke Sungai Musi ini masih dalam kondisi memprihatinkan dengan banyaknya rumah warga yang langsung menghadap ke sungai. Di sisi lain, kondisi sungai berwarna hitam, penuh dengan sampah dan berbau.
Jika ini masih terjadi, tentunya wisatawan akan kecewa karena kondisi sungainya penuh sampah dan berbau.
Apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah itu?
Selain melaksanakan gotong royong yang dilakukan tiap minggu, kami juga akan menambah kotak sampah atau tempat pembuangan sementara (TPS) di lokasi-lokasi dekat anak sungai.
Hasilnya?
Sungai bersih dan air menjadi tidak hitam lagi warnanya. Yang terus kami lakukan juga sosialisasi kepada masyarakat agar peduli dan aktif dalam menjaga kebersihan.
Apalagi program gotong royong ini sudah mendapat banyak penghargaan dan perhatian dari berbagai pihak. Melalui program ini, pemkot berhasil mengembalikan fungsi sungai, menghemat anggaran, dan yang paling penting mengubah perilaku masyarakat.
Rumusnya sampah yang dihasilkan individu per hari yakni sekitar 0,8 kg. Apabila dikali 1,8 juta penduduknya, hasilnya sangat banyak.
Kami sangat berharap adanya dukungan dari masyarakat, khususnya industri lewat CSR-nya, untuk memenuhi kebutuhan alat pengangkut maupun sarana lain untuk mengatasi sampah tersebut.
Saat ini dua alat berat seperti eksavator yang dimiliki DLHK rusak sehingga terpaksa meminjam, bahkan menyewa. Tahun ini DLHK Palembang akan mengadakan satu alat berat baru untuk operasional di TPA Sukawinatan. (N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved