Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Festival Selawat Perekat Kerukunan Bangsa

MI
25/2/2018 08:15
Festival Selawat Perekat Kerukunan Bangsa
(Presiden Joko Widodo berjalan bersama Ketua MUI Ma’ruf Amin seusai memukul beduk pada pembukaan Festival Selawat Nusantara Piala Presiden di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/2)---ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

PRESIDEN Joko Widodo meminta Festival Selawat Nusantara Piala Presiden di Sentul International Convention Center, Bogor, bisa menjadi perekat bagi persaudaraan, persatuan, dan kerukun­an bangsa.

“Dengan selawat, marilah kita bersama-sama merekatkan kerukunan di antara kita. Marilah kita memulai dengan hal yang baik-baik, jangan lagi kita berburuk sangka, saling menjelek-jelekkan saudara kita, mencemooh, berprasangka buruk satu sama lain, saling­ mencela dan memfitnah di antara kita. Setuju enggak?” ujar Presiden saat membuka Festival Selawat Nusantara Piala ­Presiden, di Bogor, Jawa Barat, tadi malam (Sabtu, 24/2).

Jokowi juga mengajak para santri yang hadir untuk berpikir positif, sa­ling menghormati, menghargai, menjunjung nilai agama, etika, dan budi pekerti. “Marilah kita bersama-sama menjaga kedamaian, ketenangan, karena tahun ini ada pemilihan gubernur, bupati, wali kota di 171 daerah,” katanya.

Lebih lanjut, Presiden kembali mengingatkan agar bangsa ini tidak retak lantaran pilihan pemimpin yang berbeda dalam pilkada seren­tak tersebut. “Silakan dipilih pemimpin-pemimpin yang paling baik. Berbeda-beda pilihan boleh saja, silakan. Setelah itu, marilah kita rukun, bersaudara dan bersatu kembali. Marilah kita terus menjalin persaudaraan kita,” ucap Jokowi.

Hadir pula dalam kesempatan itu, antara lain, Inisiator Festival Selawat Nusantara Nusron Wahid, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Ketua Panitia Festival Selawat Nusantara Abdul Ghofar Rozin menyampaikan selawat saat ini berkembang pesat di Indonesia dari segi bacaan dan gaya penyampaian. Di Indonesia, ada selawat yang berkembang dengan alat dan aransemen sederhana dan ada pula dengan alat dan aransemen lengkap. “Dengan keberagaman itu, dibuatlah Festival Selawat Nusantara ini.”

Abdul melanjutkan festival itu digelar untuk mencari ta­lenta tersembunyi di kalangan santri dan masyarakat mulai tingkat kecamatan hingga provinsi. Festival selawat bisa menggunakan bahasa arab, bahasa Indonesia, atau bahasa daerah.

Abdul pun berharap festival selawat yang dimulai awal Maret nanti bisa menjalin dan memperkuat ukhuwah islamiyah. Festival juga diharapkan bisa membumikan kembali selawat sebagai karakter bangsa yang akhlakul karimah, media dakwah yang cinta damai dan antikeke­rasan, serta meningkatkan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. “Menjadikan selawat sebagai perekat kesatuan Republik Indonesia.” (Nur/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya