Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Pantai Timur Sumatra Rawan Narkoba

Hendri Kremer
11/2/2018 11:02
Pantai Timur Sumatra Rawan Narkoba
()

APARAT TNI-AL mengamankan kapal MV Sunrise Glory berbendera Singapura karena diduga menyelundupkan sekitar 1,2 ton narkoba jenis metamfetamin atau sabu senilai Rp1,5 triliun di perairan Selat Philips yang berdekatan dengan perairan Kota Batam, Kepulauan Riau.

Penangkapan bermula pada Rabu (7/2) sekitar pukul 15.30 WIB saat kapal patroli KRI Sigurot dengan nomor lambung 864 di bawah komando Gugus Keamanan Laut Koarmabar menyusuri perairan Selat Singapura.

Petugas kemudian mendeteksi adanya kapal penangkap ikan berbendera Singapura melintas di luar jalur pelayaran dan memasuki wilayah perairan Indonesia.

"Jelas curiga. Latar belakang itu membuat kami penasaran dan langsung melakukan pengejaran, penangkapan, dan penyelidikan terhadap nakhoda dan kru kapal," kata Komandan KRI Sigurot, Mayor Arizzona, di Batam, kemarin.

Berdasarkan informasi dari nakhoda bernama Chen Chung Nan, kapal itu berlayar dari Malaysia menuju Taiwan. Namun, setelah dicocokkan dengan dokumen port clearance, kapal yang diduga memakai dokumen palsu itu ternyata berlayar dari Malaysia menuju Thailand.

Menurut Arizzona, Sunrise Glory juga diduga phantom ship karena berbendera ganda dan memiliki nama lain, yaitu Sun De Man 66. "Tak hanya itu, setelah diperiksa, tak satu pun ikan dan alat tangkap ditemukan," ujarnya.

Setelah ditahan di Dermaga Batu Ampar Batam, kapal itu lalu dipindah ke Dermaga Lanal Batam pada Jumat (9/2). Tim WFQR Lantamal IV/Lanal Batam bersama Badan Narkotika Nasional Pusat, Bea Cukai Pusat, dan Bea Cukai Batam kemudian memeriksa kapal dan empat ABK Sunrise Glory yang berkewarganegaraan Taiwan.

Sekitar pukul 18.00, tim menemukan sekitar 1,2 ton sabu yang disembunyikan di antara tumpukan beras dan bahan makanan lainnya.

"Semuanya ada 41 karung sabu. Ini menjadi barang bukti yang sekarang sudah diamankan aparat," ungkap Kepala Humas BNN Kombes Sulistiandriatmoko.

Sementara itu, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakil KSAL) Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman mengatakan, berdasarkan pengakuan empat anak buah kapal, narkoba itu semula akan diedarkan ke Australia serta wilayah selatan Indonesia.

"Karena beberapa kali Angkatan Laut RI menangkap (kapal pembawa narkoba) di Lampung, Pelabuhan Ratu, dan beberapa tempat lainnya," kata Achmad yang menilai penangkapan kali ini ialah yang terbesar dari beberapa operasi TNI-AL.

"Jumlahnya bisa lebih besar lagi karena pencarian belum dilakukan secara menyeluruh," tambahnya.

Terungkapnya narkoba di perairan Batam itu semakin menguatkan pemetaan jalur masuk narkoba melalui pantai timur Sumatra.

Deputi Pemberantasan Narkoba BNN, Irjen Arman Depari, mengatakan sebanyak 80% narkoba dan bahan dasarnya masuk melalui jalur perairan atau laut. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya dermaga ilegal di garis pantai yang tidak diawasi.

"Pantai ini rawan karena banyak yang terbuka, tidak ada pengawasan. Banyak sekali pelabuhan ilegal, itulah masalahnya," ungkap Irman. (Sru/Ant/X-11)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya