Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Rem Bus Blong Tewaskan 27 Korban

Reza Sunarya
11/2/2018 10:38
Rem Bus Blong Tewaskan 27 Korban
(KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR)

DIDUGA akibat rem blong, sebuah bus pariwisata yang membawa rombongan anggota koperasi kemarin mengalami kecelakaan di jalan raya Subang-Bandung, tepatnya di Tanjakan Emen, Kampung Cicenang, Desa/Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Kapolres Subang AKB M Jhoni mengatakan bus Premium Passion bernopol F 7959 AA itu sedang mengantar pulang rombongan anggota Koperasi Simpan Pinjam Permata, Ciputat, Tangerang Selatan, dari objek wisata Gunung Tangkuban Parahu.

Sekitar pukul 17.00 WIB, saat melintasi jalan menurun, bus dengan mayoritas penumpang perempuan itu tiba-tiba menabrak sepeda motor Honda Beat bernopol T 4382 MM yang ada di depannya kemudian oleng ke kiri, menabrak tebing dan terguling.

Dugaan sementara, berdasarkan keterangan sejumlah saksi, bus yang disopiri oleh Amirudin, 32, tersebut mengalami rem blong karena melaju dengan cepat.

Pihak kepolisian segera menurunkan dua unit mobil derek untuk mengevakuasi bus. "Para korban lalu dibawa ke Puskesmas Sagala Herang dan RSUD Ciereng, Subang," ujar Jhoni.

Kecelakaan itu mengakibatkan 16 orang tewas di lokasi dan 11 meninggal di rumah sakit dan puskesmas. Selain itu, tercatat 16 orang dirawat di IGD RSUD Ciereng karena mengalami patah tulang.

"Kami akan memberi uang santunan Rp50 juta untuk korban tewas dan Rp20 juta untuk korban luka," ujar Kepala PT Jasaraharja Purwakarta-Subang, Sugeng Hariadi.

Kecelakaan itu juga sempat mengakibatkan kemacetan hingga tiga kilometer dari perbatasan Bandung hingga sekitar Tanjakan Emen. Polisi sengaja memberlakukan sistem buka-tutup untuk mempermudah evakuasi para korban.

Kejadian berulang
Kecelakaan bus pariwisata akibat rem blong telah beberapa kali terjadi. Sebelumnya pada April 2017, bus pariwisata Kitrans menghantam 4 mobil dan 6 sepeda motor di jalur Puncak-Ciloto, Cianjur, Jawa Barat, dengan korban tewas hingga 11 orang.

Akibat kecelakaan itu, Dinas Perhubungan Cianjur, Jawa Barat, lalu mengeluarkan larangan melintas di jalur Puncak-Cianjur bagi bus yang dinilai tidak layak jalan. Hal tersebut diterapkan setelah adanya kesepakatan dengan Kementerian Perhubungan, Dishub Jabar, dan kepolisian.

Menurut pengamat transportasi Djoko Setijowarno, selain kondisi fisik kendaraan, perlu diperhatikan pula kondisi fisik pengemudi.

Melihat karakteristik bus tersebut yang merupakan bus wisata, Djoko menyebutkan faktor kelelahan yang dialami oleh pengemudi bisa ikut berpengaruh. Penyebabnya karena kebanyakan tempat wisata tidak menyiapkan tempat istirahat yang layak untuk para sopir bus.

"Coba lihat sopir bus itu di tempat wisata, tidurnya di mana? Mereka tidur di bagasi. Itu membuat sopir tidak merasakan waktu istirahat yang maksimal. Padahal, dulu sempat disediakan tempat untuk para sopir untuk bisa istirahat dengan tenang," kata Djoko kepada Media Indonesia, kemarin.

Di sisi lain, perusahaan oto bus juga seharusnya bisa memberikan kamar yang layak bagi para sopir saat harus menginap karena mengantar wisatawan dengan memasukkannya di dalam paket wisata.

Menurut Djoko, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun telah memberikan rekomendasi kepada Kementerian Perhubungan. "Jadi, pengusaha tempat wisata nantinya wajib menyediakan tempat istirahat yang layak untuk para sopir," tandasnya. (Gnr/Mtvn/Ant/X-11)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya