Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
SIMPATI untuk tragedi kemanusiaan di Kabupaten Asmat, Papua, terus mengalir. Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, Jawa Tengah, akan memberangkatkan lima dokter untuk ikut menangani wabah campak dan gizi buruk yang diderita anak-anak di daerah itu, hari ini.
“Selain lima dokter, dikirim juga seorang perawat kesehatan. Dalam tim dokter ada juga dokter spesialis anak,” kata Kepala RS Bhayangkara Semarang Ajun Komisaris Besar Winres Sapto Priambodo di Semarang, akhir pekan lalu.
Winres juga termasuk salah satu dokter spesialis anak yang berangkat dan menjadi ketua tim. “Tidak ada persiapan khusus dalam melaksanakan tugas kemanusiaan ini. Di Asmat, kami akan bekerja sesuai prosedur dan berkoordinasi dengan tim yang sudah bertugas lebih dulu.”
Di Distrik Agats, Asmat, gizi buruk dan wabah campak telah menyebabkan 71 anak meninggal dunia. Sekitar 600 anak harus dirawat dan 13.300 lainnya telah mendapat imunisasi campak.
Selain dari Semarang, hari ini Menteri Sosial Idrus Marham juga melepas tim medis Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, ke Asmat. “Menteri Sosial akan memberikan bantuan obat-obatan, makanan tambahan, nutrisi, dan peralatan yang dibutuhkan masyarakat,” papar Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu.
Tim Unhas terdiri atas 19 orang. Mereka ialah dokter residen senior, perawat, dan enam profesor. “Persoalan gizi buruk di Distrik Agats berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial, dan budaya. Karena itu, saya sudah menginstruksikan agar program KKN dan pengabdian kepada masyarakat Unhas diarahkan ke wilayah tersebut,” janji Dwia Aries.
Kemarin, Tim Kesehatan Terpadu di Asmat menerima 6 pasien baru yang terserang campak dan anemia. Mereka langsung dirawat di RSUD Asmat di Kota Agats.
“Seluruh pasien masih berumur di bawah lima tahun. Saat ini, RSUD Asmat masih merawat 25 pasien campak, gizi buruk, dan anemia,” kata Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar AM Kamal.
Di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, ditemukan 11 anak balita menderita gizi buruk. Ketua Tim Penggerak PKK Lisda Hendrajoni memastikan pemkab akan serius menangani kasus gizi buruk tersebut.
“Kasus gizi buruk yang diderita 11 anak akan menjadi prioritas,” kata Lisda.
Menurutnya, dalam penanganan anak-anak penderita gizi buruk, pemkab bekerja sama dengan Saleema Foundation dari Amerika Serikat, Yayasan Maha Cinta Rauda, dan Tsaqofa Andalusia Al Islamiyah Indonesia. Kerja sama meliputi bedah, obat, tranportasi, biaya pendampingan, dan pascapemulihan, termasuk jaminan sembako selama satu tahun.
Sementara itu, Gubernur Bengka Belitung Erzaldi Rosman Djohan meminta aparaturnya untuk aktif melaporkan kasus gizi buruk. Tahun lalu, di provinsi itu ditemukan 73 anak balita penderita gizi buruk.
“Jumlah itu cukup besar dan harus menjadi perhatian kita semua,” tutur Erzaldi. (MC/AS/LN/YH/RF/Ant/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved