Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
WARGA Sukabumi, Jawa Barat, sempat heboh munculnya tumpukan batu yang tersusun rapi aliran Sungai Cibojong di Kampung Cibojong Desa Jayabakti Kecamatan Cidahu. Keberadaan batu yang disebut-sebut bidak catur itu muncul beberapa hari sebelum terjadi gerhana bulan total.
Informasi itu menjadi viral di media sosial. Muncul kontroversi di kalangan masyarakat. Ada yang menyebutnya disebabkan gerhana bulan.
Tapi ada juga yang menyebutnya batu itu sengaja disusun oleh manusia.
Agar tidak terjadi polemik, unsur Muspika setempat bertindak lugas untuk menghindari terjadinya polemik di masyarakat.
Pasalnya, tak sedikit yang percaya mengait-ngaitkan batu itu dengan hal mistis. Sehingga pada Jumat (2/2), unsur Muspika setempat merobohkan batu yang sengaja disusun itu.
"Ini jangan sampai jadi polemik. Jangan sampai nanti ini dikait-kaitkan
dengan unsur mistis. Karena itu kita robohkan bebatuan bersusun itu," kata Camat Cidahu, Ading Ismail, kepada wartawan.
Sejak ramai diperbincangkan di media sosial, lokasi bebatuan bersusun itu jadi banyak dikunjungi warga. Ading khawatir jika bebatuan itu tak dirobohkan maka akan semakin banyak masyarakat datang.
"Bisa saja kan ketika warga banyak yang datang kemudian airnya pasang, nanti bakal ada korban. Apalagi sekarang sedang musim hujan," ujarnya.
Kekhawatiran Ading cukup beralasan. Pasalnya bebatuan yang sengaja ditumpuk itu mulai ramai jadi perbincangan setelah gerhana bulan total.
"Padahal itu gak ada kaitannya dengan gerhana bulan. Kami khawatir nantinya masyarakat yang percaya dengan hal gaib akan berujung pada kemusyrikan," ujarnya.
Kalau alasan warga yang menyusun batu itu karena seni, menurut Ading, salah kaprah. Pasalnya penempatan batu itu bukan pada tempatnya. "Bukan di sungai kalau karya seni itu. Tapi harus di tempat yang semestinya," terangnya.
Hingga saat ini belum diketahui pelaku penyusunan bebatuan itu. Tapi Ading berharap masrayakat harus berpikiri rasional. "Jangan takut menegur jika ada masyarakat yang berupaya membuat lagi bebatuan bersusun itu," pungkasnya.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved