Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Banser Terdepan Hadapi Ancaman NKRI

MI
02/2/2018 09:42
Banser Terdepan Hadapi Ancaman NKRI
(: Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas (kiri) memeriksa Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama dalam Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2017)---ANTARA/Sigid Kurniawan)

GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak anggota Gerakan Pemuda Ansor dan Banser untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai ancaman yang ingin memecah-belah persatuan serta kerukunan bangsa.

“Mari bersama-sama menjaga NKRI karena cita-cita negara tidak hanya untuk besok, tapi untuk selamanya,” kata Ganjar di Cilacap, kemarin.

Ganjar juga meminta anggota GP Ansor dan Banser merapatkan barisan serta bergotong-royong dengan seluruh elemen masyarakat untuk mengawal Indonesia dari berbagai ancaman terhadap keutuhan NKRI.

“Jika ada yang mengancam keutuhan NKRI, ideologi-ideologi yang tidak sama dengan konstitusi, Banser terdepan untuk menghadapinya,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, gangguan terhadap keutuhan NKRI selalu ada apalagi di era globalisasi. Sebabnya, semua menjadi tanpa batas yang jelas.

“Untuk bisa melihat ancaman gangguan secara jelas adalah apakah sesuai dengan ideologi dan dasar negara Indonesia,” katanya.

Menurut Ganjar, perbedaan pandangan dapat diselesaikan secara berembuk serta bermusyawarah untuk mufakat yang merupakan kepribadian asli Indonesia, bukan berkelahi, saling meng­hujat, memfitnah, dan menyebarkan berita bohong atau hoaks.

“Saya mewakili masyarakat Jateng mengucapkan terima kasih kepada Ansor dan Banser yang merupakan sedulur tua karena dua organisasi ini lahir sebelum Indonesia merdeka dan lebih tua daripada partai politik yang ada sekarang,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPN Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Antonius Fokki Ardiyanto menyayangkan sikap Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Bawono X atas penolakan sejumlah ormas terhadap bakti sosial (baksos) Gereja Santo Paulus Pringgolayan, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Menurut Fokki, pernyataan Sultan sebagai kepala daerah telah mencederai semangat hidup harmonis di antara umat beragama dan kebinekaan. “Pernyataan Sultan secara tidak langsung memperlihatkan tidak mendukung kehidupan demokratis, khususnya antarumat beragama,” kata dia.

Sultan menilai penolakan itu disebabkan pengemasan acara yang kurang tepat. “Bagi saya, kalau masyarakat di sana muslim, janganlah baksos mengatasnamakan gereja.” (AT/Ant/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya