Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KONDISI anak-anak penderita campak dan gizi buruk yang dirawat di RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Papua, berangsur-angsur membaik. Satgas Penanggulangan KLB akan menyisir ratusan desa yang selama ini belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
Demikian disampaikan Kasi Ops Satgas Penanggulangan KLB Kolonel Prasetyo dalam rilis Pendam XVII/Cenderawasih yang diterima Media Indonesia, kemarin.
“Setelah tim bekerja lebih dari 10 hari pada periode pertama, kami akan melanjutkan dengan periode 10 hari kedua. Saat ini sudah bergabung tim kesehatan Polri yang terdiri dari enam dokter dan lima personel kesehatan,” kata Prasetyo.
Dengan bergabungnya tim itu, Satgas Penanggulangan KLB akan menerjunkan empat tim baru untuk melengkapi delapan tim yang telah bertugas selama dua pekan.
“Kami sebar ke-12 tim itu ke kampung-kampung yang belum pernah mendapat pelayanan kesehatan. Dari 224 kampung, baru 117 yang bisa disisir oleh tim satgas. Saya optimistis periode 10 hari kedua, semua kampung tersebut bisa dilayani,” ujar Dansatgas KLB Asmat Brigjen Asep Setia Gunawan.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, ketika menengok pasien campak dan gizi buruk di RSUD Agats, meminta tetua desa dan para orangtua agar mulai memperhatikan kebersihan lingkungan.
Salah seorang ibu pasien menceritakan bagaimana kondisi kebersihan di lingkungan tempat tinggalnya. “Ada banyak lumpur jadi tempat bermain anak-anak dan kami tidak biasa mencuci tangan pakai sabun.”
“Kenapa tidak cuci tangan? Kalau tangan kotor terus makan, kan, banyak kuman, cacing, ikut kemakan sama anaknya. Biasakan cuci tangan,” ungkap Menteri Kesehatan.
Hingga kemarin, jumlah pasien campak dan gizi buruk di RSUD Agats mencapai 82 dengan rincian penderita campak 7 pasien, gizi buruk 73 pasien, gizi buruk plus campak 2 pasien, dan gizi kurang 6 pasien. (Ind/MC/X-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved