Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
DUNIA kerelawanan di Indonesia berkembang cukup pesat. Tidak sedikit relawan yang memadumadankan dengan pelbagai teknologi dan aplikasi berbasis teknologi informasi (TI). Berikut petikan wawancara wartawan Media Indonesia M Taufan SP Bustan dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengenai perkembangan dunia kerelawanan.
Bagaimana Anda melihat pola relawan saat ini?
Banyak bermunculan relawan dengan passion masing-masing. Ada yang muncul dengan menggunakan aplikasi untuk membantu janda-janda telantar. Dari aplikasi itu mereka mengajak semua orang agar mendata janda untuk kemudian diberi perlindungan, pembinaan, hingga lapangan pekerjaan.
Ada juga relawan yang meluncurkan aplikasi yang khusus mencari penyandang disabilitas. Setelah itu, para penyandang disabilitas akan diberi bantuan alat bantu penglihatan hingga pendengaran. Itu kan sangat kreatif.
Banyak relawan dari organisasi swasta yang bermunculan dengan ide kreatif, seperti relawan yang khusus mencari daerah yang dilanda kekeringan. Selain memberi air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan, mereka juga hadir membawa teknologi sehingga bila daerah kekeringan ada di dekat laut, mereka mencari cara untuk menciptakan alat yang bisa menawarkan air laut. Atau di daerah dengan sumber air yang mengandung zat kapur, mereka menciptakan teknologi yang dapat menurunkan zat kapur.
Itu kan sesuatu yang sangat strategis. Mereka mendedikasikan diri dan ilmu dalam kerelawanan.
Apakah relawan hanya terkait dengan bencana?
Ada juga relawan yang membangun layanan sesuai dengan kedekatan emosi. Mulai dari menyasar anak-anak yang putus sekolah baik dari tingkatan keluarga nelayan atau petani. Ada pula relawan dengan fokus menyisir rumah sakit untuk mencari siapa yang tidak bisa makan. Dari sana mereka mendapati banyak keluarga telantar di sejumlah rumah sakit.
Mereka tidak bisa makan dan tidak memiliki tempat tinggal karena hanya bisa mengantarkan anggota keluarga untuk dirawat, tapi tidak memiliki uang bertahan hidup di rumah sakit.
Saya menangkap ini gerakan untuk menjadi relawan yang masif dan strategis. Sangat menarik dan kekinian. Apa lagi dilakukan anak-anak muda, para generasi milenial.
Mereka pun tidak mengenal siapa orang yang akan mereka bantu. Dengan ketulusan hati dan rasa gotong royong yang tinggi, mereka bersatu untuk memberikan kepedulian sosial dengan ikhlas kepada sesama yang lebih membutuhkan. Ini sudah sangat baik dan ideal. Pemerintah tidak tinggal diam menyikapi itu. Pemerintah merangkul dan membina mereka. (N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved