Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Bersiap Merebut Pasar Sayur di Perbatasan

Palce Amalo
15/12/2017 08:20
Bersiap Merebut Pasar Sayur di Perbatasan
(Petani yang tergabung dalam Wanita Tani SInar Pagi melihat bibit tanaman di Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima Timur, Malaka, NTT, Rabu (13/12)---MI/Palce Amalo)

RATUSAN perempuan berkumpul tidak jauh dari kebun bibit di tengah Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur.

Mereka ialah Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Pagi yang menjadi sasaran program Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan (OPLP) dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian.

“Tadi dari perjalanan dari Atambua, Kabupaten Belu, NTT, saya jarang melihat kebun sayur,” kata Kepala Bidang Penganekaragaman Pangan BKP Kementerian Pertanian, Solihin, saat menemui kelompok tani tersebut, Rabu (13/12).

Solihin menyebutkan BKP memiliki misi utama meningkatkan produksi umbi-umbian, sayuran, dan buah-buahan di desa berpenduduk 2.747 jiwa itu.

Apalagi, lanjut dia, pemerintah telah berkomitmen untuk menyejahterakan rakyat di pusat hingga yang berada di gerbang terdepan. “Alas Selatan menjadi pintu gerbang masuk NKRI dari Timor Leste,” ujarnya.

Ketua KWT Sinar Pagi Desa Alas Selatan, Aselia Namo, mengatakan warga biasanya menempuh perjalanan sejauh 30 kilometer ke pasar di ibu kota Kabupaten Malaka, Betun, untuk berbelanja sayuran.

Atau, lanjut dia, warga bisa menunggu pedagang sayur keliling dengan harga lebih tinggi. Seperti tomat seharga Rp5.000 per tujuh buah di pasar, adapun di tukang sayur seharga Rp5.000 per lima buah.

Bahkan, sambung dia, tiap Senin warga asal Timor Leste menyeberang perbatasan untuk berbelanja kebutuhan pokok termasuk sayuran di pasar tradisional di Betun.

“Di sini tidak jual sayuran apalagi buah-buahan sehingga pelintas batas berbelanja sampai ke Betun,” ujarnya.

Karena itu, Aselia dan anggota kelompoknya menyambut gembira bantuan bibit dari BKP. Dia meyakini, bila pekarangan seluruh rumah penduduk ditanami sayuran, pengeluaran warga bisa ditekan.

Selain itu, sambung dia, hasil pekarangan di desa itu bisa merebut pasar sayuran di perbatasan sehingga warga Timor Leste cukup berbelanja di Alas Selatan saja.

“Kalau pasar perbatasan sudah buka, kita juga bisa jual sayuran,” ujarnya.

Kepala Desa Alas Selatan Adam Fahik mengatakan daerah itu memiliki komoditas andalan pisang, kacang hijau, dan bawang merah. (N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya