ARUS lalu lintas menuju Medan-Tanjung Morawa tidak berjalan dengan lancar setelah jalan di depan markas Kepolisian Daerah Sumatra Utara dan sekitarnya banjir karena sebelumnya diguyur hujan.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting, mengatakan, terdapat dua lokasi banjir di antaranya di depan Perumahan Rivera dan depan gerbang pintu keluar markas Polda Sumut.
"Petugas gabungan Sabhara dari Senin pagi hingga sekarang masih terus 'standby' dan menggunakan sistem piket untuk mengatur arus lalin. Saat ini, jalanan terus padat hingga ke flyover amplas," kata Rina yang dihubungi Selasa (5/12).
Pagi tadi sekitar pukul 06.30 WIB tampak kepadatan kendaraan masih terjadi akibat banjir dengan ketinggian air rata-rata 30 sentimeter.
Polda Sumut mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari kemacetan yang parah dari flyover sampai perbatasan kota Medan-Deli Serdang. Masyarakat diharapkan memilih jalur alternatif lainnya sehingga tidak terjebak macet.
Petugas masih berupaya mengurai kemacetan dan mengantisipasi kendaraan yang mogok akibat banjir.
"Kami siap memberikan pelayanan untuk masyarakat," pungkas Rina.
Sementara itu, sejumlah petani ikan di Desa Payabado, Patumbak, Kabupaten Deliserdang, Sumut, terancam gagal panen.
Pasalnya, sejak hujan deras yang turun dalam beberapa hari terakhir serta banjir yang melanda kawasan Medan dan Deli Serdang sekitarnya, membuat kolam mereka meluap. Ratusan kilogram ikan yang sudah siap panen berhamburan ke luar kolam.
"Puluhan juta kerugian kami kalau ditaksir. Padahal kira-kira sebulan lagi ikannya sudah bisa dipanen," ujar Rio, salah seorang petambak ikan.
Dia mengakui bahwa banjir kali ini lebih buruk dari biasanya. Jika sebelumnya kontrol air masih berfungsi, saat banjir kali ini sama sekali tidak berfungsi.
Ditambahkan, petani khusus ikan mas ini, bukan air saja yang dibawa, tapi juga sampah, kayu, dan batang pisang. Akibatnya dinding kolamnya jebol dan ikannya berhamburan ke sawah dan tali air.
Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Syahnan, secara terpisah, mengatakan, anomali cuaca masih akan terus berlanjut.
Pada siang hari udara akan begitu panas dan menjelang sore harinya berubah mendung dan hujan deras. Hal itu berlangsung merata di sejumlah daerah di Sumut. Hal itu merupakan dampak dari fenomena Siklon Tropis Cempaka dan pembelokan angin di sekitar Laut China Selatan. (OL-2)