Jaringan Sabu Antarprovinsi Ditangkap

PETUGAS Aviation Security (Avsec) atau keamanan penerbangan Bandara SSK II Pekanbaru, Riau, menangkap empat tersangka yang hendak membawa 5,7 kilogram sabu ke dalam bandara.

"Tadi (kemarin) pagi petugas Avsec Bandara SSK II Pekanbaru mengamankan pelaku di gerbang pintu masuk X-Ray Bandara," kata Kasubaghumas Polresta Pekanbaru Iptu Polius di Pekanbaru, kemarin.

Dia menjelaskan, penangkapan itu berawal dari penggeledahan terhadap seorang laki-laki yang mencurigakan.

Dari tubuh tersangka didapati sebungkus plastik yang dilakban kuning.

Dari keterangan tersangka, lanjut dia, didapati informasi mengenai tiga orang jaringannya. Dari tiga tersangka lainnya didapati tujuh bungkus plastik.

Dari keterangan yang diperoleh, sambungnya, para tersangka hendak membawa delapan bungkus berisi 5,7 kilogram sabu itu ke Kota Bandung, Jawa Barat.

Dari Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, jajaran kepolisian menggagalkan pengiriman 10 kilogram ganja dari dua tersangka perempuan asal Aceh dengan tujuan Kota Pekanbaru.

Kepala Satuan Narkoba Polres Langkat AK Muhammad Yunus Tarigan menjelaskan, kedua tersangka ditangkap dari dalam armada Perusahaan Otobus (PO) Putra Pelangi saat petugas menggelar razia rutin di Sei Karang Desa Kuala Begumit Kecamatan Stabat, Kamis (30/11).

Adapun anggota DPRD Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mengamuk saat menjalani tes urine oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) setempat.

Kejadian itu berawal saat Ketua Fraksi PDIP DPRD Batang Tofani Dwi Arianto menjalani tes urine di kamar mandi diikuti petugas BNN pada Kamis (30/11).

Petugas juga membuka pintu kamar mandi. Menurut Tofani, DPRD mendukung langkah BNN dalam upaya mencegah peredaran maupun penyalahgunaan narkoba.

"Saya tidak terima kalau kamar mandi dibuka. Apakah saya dicurigai sebagai pengguna narkoba? Silakan saja ambil sampel darah saya, tetapi jangan tidak sopan begini caranya," katanya.

Kepala BNN Batang Teguh Budi Santoso mengatakan pemeriksaan urine terhadap anggota DPRD sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

"Kami menjalankan prosedur saja. Jika memang terjadi kesalahpahaman, kami minta maaf," katanya.