Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Eks Korban Sandera Pastikan Kembali ke Papua

MI
24/11/2017 08:16
Eks Korban Sandera Pastikan Kembali ke Papua
(Para korban penyaderaan KKB di Timika, Papua, tiba di Bandara Ahmad Yani, Semarang---ANTARA/Aji Styawan)

MANTAN korban penyanderaan di Mimika, Papua, memastikan akan kembali ke Tembagapura untuk menjadi penambang emas limbah Freeport. Hal itu diungkapkan mantan korban penyanderaan yang sudah dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.

"Saya bersyukur sudah bisa kembali berkumpul dengan keluarga di kampung halaman setelah dua pekan hidup dalam tekanan penyandera di Papua," kata Slamet Riyadi, 26, seorang korban penyanderaan sembari menyalami keluarga dan tetangga yang menyambutnya di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, Rabu (22/11) malam.

Slamet ialah seorang warga Desa Kedondong, Kecamatan Demak Kota, Demak.

Ia mengungkapkan ketika penyerangan terjadi pada malam hari, seluruh warga kaget dan berusaha menyelamatkan diri dengan bersembunyi. Ada yang di tebing sungai, pinggiran hutan, dan tempat lain yang dirasakan aman. "Saya sendiri berusaha sembunyi di septic tank, tapi dikejar orang bersenjata laras panjang dan tertangkap. Saya kemudian dikumpulkan dengan sandera lainnya," tambahnya.

Budi, 26, warga Desa Kedondong lainnya, mengatakan selama penyanderaan warga yang bersembunyi di pos bekas Koramil dan gereja hanya makan seadanya. Bahkan hampir setiap hari hanya bisa sekali makan nasi dengan garam untuk dapat bertahan hidup

Namun, dia berencana akan kembali ke Tembagapura, Mimika, untuk bekerja sebagai buruh penambang emas di limbah Freeport. "Di sana mata pencaharian kami sehingga kami akan kembali jika kondisi sudah aman. Karena bekerja di sana bisa menghasilkan Rp15 juta per bulan," ujarnya.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian Demak Eko Pringgolaksito mengatakan, dari 54 warga yang dipulangkan dari Mimika, sebanyak 43 orang adalah warga Demak dan 38 di antara mereka warga Desa Kedondong.

Selebihnya adalah warga Desa Gebang, Kecamatan Bonang, dan Desa Melati, Kecamatan Mihen.

Warga lainnya ada yang berasal dari Rembang, Cilacap, dan Pekalongan. "Mereka akan berada di kampung halaman sampai kondisi di sana benar-benar aman. Sembari menunggu, mereka dapat memanfaatkan waktu untuk berlatih keterampilan," tambahnya.(AS/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya