Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
KAPOLDA Papua Irjen Boy Rafli Amar menegaskan satuan tugas penanggulangan kelompok kriminal bersenjata akan segera mengevakuasi warga sipil yang disandera di Distrik Tembagapura, Papua.
"Evakuasi akan segera dilakukan sehingga warga dapat kembali berkumpul dengan sanak keluarga," kata Kapolda di Jayapura, kemarin.
Seperti diberitakan, kelompok itu telah menyandera sekitar 1.300 warga Kampung Banti dan Kampung Kimbely dalam sepekan terakhir.
Kapolda Papua juga mengatakan telah meminta bantuan pemerintah daerah setempat. "Unsur Pemerintah Kabupaten Mimika sudah kita arahkan agar bisa membuka jalur negosiasi dengan tokoh-tokoh. Mudah-mudahan ada kabar bagus," kata Boy Rafli.
Terkait dengan ada tidaknya tenggat bagi penyandera, Boy Rafli mengatakan masih akan memantau perkembangan.
Di lain pihak, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pihaknya akan melakukan pengamatan dan pengintaian sebelum ada tindakan lebih jauh.
"Mereka menyandera masyarakat umum. Maka, penanganannya harus dengan teliti. Tentunya TNI bekerja sama dengan kepolisian. Kita tunggu saja," kata Gatot di Jakarta, kemarin.
Ditambahkannya, akan ada pembentukan tim gabungan TNI-Polri untuk menangani masalah tersebut.
"Polri tugasnya bagaimana, TNI bagaimana, siapa nanti yang akan masuk karena itu bersenjata dan indikasi OPM. Nanti ke depan itu akan dibentuk oleh Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Papua," ujarnya.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyebut pimpinan kelompok penyandera belum mau berunding.
"Satgas gabungan sudah coba menghubungi pimpinannya, tapi belum ada negosiasi karena mereka tidak membuka ruang komunikasi. Jadi, belum ada informasi permintaan ini-itu dari mereka," ujar Setyo di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, selain menurunkan 200 personel satgas terpadu ke lokasi, Polri juga masih mendalami keterkaitan kelompok itu dengan Organisasi Papua Merdeka. "Ini harus diteliti dulu karena ada beberapa kelompok di sana," imbuhnya.
Bahan makanan menipis
Sikap kelompok yang menyandera ribuan warga Banti dan Kimbely selama sepekan terakhir mulai melunak. Mereka membolehkan para sandera perempuan berbelanja ke pasar karena persediaan bahan makanan mulai menipis.
"Laporan yang kami dapatkan, warga masih baik-baik saja. Ibu-ibu diberi akses untuk keluar belanja. Tidak ada kekerasan secara fisik, tapi secara psikis orang dilarang, dibatasi, kan ada (trauma)," jelas Setyo.
Sementara itu, seorang warga Kampung Banti bernama Martinus Beanal yang dilaporkan hilang sejak Selasa (7/11) ditemukan telah meninggal di Kampung Utikini pada Kamis (9/11).
Diduga, karyawan anak perusahaan PT Freeport Indonesia itu menjadi korban penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata.
Kapolda Papua Boy Rafli Amar pun mengimbau warga di sekitar Tembagapura untuk berhati-hati jika melakukan perjalanan ke beberapa desa yang menjadi tempat persembunyian kelompok bersenjata. (Deo/MC/Mtvn/Ant/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved