Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
POLRI dan TNI telah menyiapkan dua langkah dalam menghadapi kelompok kriminal bersenjata yang menyandera sekitar 1.300 warga Kampung Banti dan Kampung Kimbely di Distrik Tembagapura, Papua.
Langkah pertama ialah melakukan upaya persuasif agar penyandera membebaskan warga.
"Semua sudah berkoordinasi untuk penegakan hukum dengan cara soft. Negosiasi dengan mengedepankan tokoh agama dan adat," ungkap Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Jakarta, kemarin.
Di sisi lain, Polri juga menyiapkan pasukan dari Kalimantan Tengah untuk pengamanan dan antisipasi.
"Jika tidak bisa bernegosiasi, kita sudah siapkan pasukan tambahan untuk mengejar kelompok itu," ujar Kapolri.
Kelompok bersenjata itu melarang warga asli Banti dan Kimbely serta warga non-Papua untuk beraktivitas sejak dua hari lalu.
Warga sipil yang disandera tidak diizinkan bepergian, termasuk untuk membeli bahan makanan.
"Kelompok ini tidak banyak jumlahnya, 20-25 orang dengan lima sampai 10 pucuk senjata api. Mereka hidup di tengah pendulang emas. Kadang mereka ikut mendulang, tapi sering juga memeras warga," jelas Kapolri.
Menurut Tito, anggota kelompok itu merupakan pendulang emas di Kali Kabur yang menjadi tempat mengalirnya limpahan PT Freeport.
Mereka hidup bersama sekitar 8.000-10.000 pendulang lain.
"Modus mereka biasanya menjadikan pendulang sebagai tameng. Jadi, yang tadi dikatakan penyanderaan itu sebetulnya pendulang yang dijadikan tameng," jelasnya.
Permasalahan sosial tersebut, lanjutnya, harus disudahi dengan menghentikan aktivitas pendulangan liar.
"Sebaiknya tidak ada lagi pendulangan emas di situ. Masyarakat harus dialihkan, dikanalisasi, dan dipekerjakan," tandas Kapolri.
Langkah persuasif juga ditekankan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.
Menurut dia, aparat diminta tidak bertindak yang justru memancing ketegangan.
Apabila langkah persuasif tak bisa dipakai, tambahnya, aparat keamanan bisa bertindak tegas asalkan sesuai dengan koridor hukum.
Di lain pihak, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen George Elnadus Supit mengatakan tujuan penyanderaan ialah menunjukkan eksistensi kelompok Organisasi Papua Merdeka.
Supit menyebut kelompok itu pula yang melakukan penembakan di kawasan PT Freeport, termasuk ke pos Brimob di Tembagapura pada Minggu (29/10).
Butuh dialog
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth menyatakan konflik di Papua membutuhkan upaya dialog untuk penyelesaiannya.
Hal itu disebabkan salah satu penyebab konflik terus berulang di sana ialah perlakuan tidak adil terhadap warga Papua yang kerap diposisikan sebagai warga kelas dua.
"Itu harus diselesaikan lewat dialog. Libatkan semua pihak. Jangan mendengar yang kita suka saja, tapi harus juga mendengar yang kita tidak suka," tegasnya. (Nyu/Deo/Ths/Pol/MC/Mtvn/Ant/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved