TAHUN 2015 baru saja berlalu, 2016 pun baru kemarin kita tapaki. Inilah momentum bagi seluruh anak bangsa untuk introspeksi, saatnya pula bagi elite-elite politik mengakhiri kegaduhan yang tak perlu. Saat menyampaikan tausiah di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, kemarin, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tahun baru saat yang tepat untuk introspeksi atas segala perilaku pada tahun lalu. Dengan introspeksi, bisa diketahui segala kekurangan untuk kemudian diperbaiki di tahun ini.
Tahun baru, imbuh JK, juga menjadi momentum menyemai harapan-harapan baru untuk kemudian diwujudkan. "Tidak lupa kita harus mengucap syukur atas rezeki, kesehatan, dan kenikmatan yang diberikan Allah," ujar Wapres yang bersama keluarga merayakan Tahun Baru 2016 di Yogyakarta. Tokoh Nahdlatul Ulama Salahuddin Wahid atau Gus Solah menyatakan memasuki 2016, sudah saatnya pemerintah dan DPR mengubur kegaduhan yang pada 2015 menguras banyak energi. DPR perlu menunjukkan kinerja nyata sebagai wakil rakyat, sedangkan pemerintah harus segera merealisasikan janji kepada rakyat.
"Perilaku negatif anggota DPR seperti membuat kegaduhan atau sering bolos sidang perlu disudahi. Yang belum belajar menjadi anggota DPR yang benar harus segera belajar menjadi anggota yang benar-benar mewakili rakyat," ujarnya. Kepada pemerintah, Gus Solah mengatakan sudah menitipkan empat pesan kepada Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, yang ia pimpin. Pesan pertama ialah penegakan hukum yang kurang menyenangkan sepanjang 2015 mesti dibenahi. Kedua, reformasi birokrasi menjadi kunci keberhasilan program pemerintah.
"Ketiga, pemerataan pertumbuhan ekonomi ke seluruh lapisan masyarakat. Terakhir, peningkatan mutu pendidikan," ujar Gus Solah. Rohaniwan Franz Magnis Suseno atau Romo Magnis juga berharap elite politik belajar dari sejumlah kegaduhan yang terjadi pada 2015. Ia mengimbau para legislator di DPR untuk menyadari bahwa kinerja mereka sepanjang 2015 buruk yang ditunjukkan dengan makin tergerusnya kepercayaan publik terhadap mereka. "Saya masih berharap mereka masih merasakan sisa tanggung jawab mereka sebagai wakil rakyat yang bertugas untuk memajukan rakyat Indonesia. Kasus seperti yang terjadi pada (mantan) Ketua DPR (Setya Novanto) saya harapkan tidak akan terulang lagi.
Untuk pemerintah, Romo Magnis menilai sepanjang 2015, Jokowi-JK sudah bekerja cukup bagus dan pada tahun ini mereka mesti mulai merealisasikan janji-janji kepada rakyat. Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara itu juga meminta pemberantasan korupsi semakin solid di 2016. "Pemberantasan korupsi membutuhkan sinergi KPK-polisi-kejaksaan."
Lebih berkualitas Hal senada diutarakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir. Ia berharap pula pada 2016, hubungan antarumat beragama lebih berkualitas. Pun demikian dengan Ketua PBNU Sulton Fatoni, yang berharap agar keberagaman terus terpelihara dengan baik. PBNU, imbuh Sulton, juga meminta pemerintah lebih keras bekerja untuk memberikan keadilan, memperjuangkan kualitas hidup, dan meningkatkan kemakmuran rakyat. Secara umum, perayaan Tahun Baru 2016 di Indonesia berlangsung meriah dan aman. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan tidak ada kejadian menonjol pada pesta pergantian tahun, kemarin, dan ia berharap situasi yang kondusif terus terjaga. (AT/Pro/Try/X-9)