DAMPAK mogok beroperasi yang dilakukan ratusan awak bus metromini di seluruh Jakarta hingga kemarin tidak besar. Pengguna angkutan umum itu telah mengantisipasi dengan menggunakan tarnsportasi lain atau memanfaatkan bus bantuan yang disediakan pemerintah sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang. Apalagi, Dinas Perhubung-an dan Transportasi (Dis-hubtrans) DKI Jakarta juga mengantisipasi dengan menyiapkan ratusan bus di terminal-terminal. Sebaliknya, ketidakhadiran metromini yang sebagian aradanya sudah tidak layak itu membuat lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Ibu Kota menjadi lebih lancar.
Berdasarkan pantauan, calon penumpang metromini yang biasa menunggu di bawah flyover Pondok Kopi, Jakarta Timur, kemarin beraktivitas memanfaatkan transportasi ojek online. "Sebenarnya saya sudah tahu dari Jumat ada pemogokan. Saya pikir hari ini mogoknya selesai. Ternyata masih mogok. Ya sudah, naik Go-Jek saja," kata Ratih, 26, calon penumpang metromini yang akan menuju kawasan Senen, Jakarta Pusat, dengan enteng. Di Terminal Pasar Minggu, Jakarta selatan, juga tidak terjadi penumpukan penumpang. Di terminal itu disediakan 39 bus sekolah berukuran sedang dan mikrobus.
"Penumpukan penumpang terjadi pada pagi hari saat jam berangkat kerja, tapi teratasi oleh bus sekolah yang disiapkan. Selanjutnya tidak ada penumpukan, apalagi sebagian murid sekolah telah memasuki masa liburan," kata Kepala Terminal Pasar Minggu Frendy Manalu. Di terminal itu terdapat tiga trayek metromini yang mogok beroperasi, yakni nomor S 62 jurusan Pasar Minggu-Manggarai, S 640 Pasar Minggu-Tanah Abang, dan S 75 trayek Pasar Minggu-Blok M. Bus-bus yang disiapkan Dishubtrans melayani ketiga trayek.
Kondisi serupa juga terjadi di Terminal Blok M. Penumpang yang biasanya menggunakan metromini terangkut oleh 11 bus sekolah yang telah disiapkan. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mempersilakan bus berukuran sedang berwarna oranye-biru tersebut untuk melanjutkan aksi atau berhenti beroperasi secara permanen. Menurut Ahok, tidak beroperasinya metromini tidak banyak memengaruhi pelayanan transportasi umum di Jakarta. "Saya senang banget. (Metromini) enggak usah ditangkapin sudah mogok semua. Saya minta kepada semua pengemudi metromini dan pemiliknya, kalau mogok, selama-lamanya saja," ucap Ahok di Balai Kota DKI.
Ahok menyatakan akan terus mengandangkan metromini yang tidak laik jalan. Ia tidak akan mempertaruhkan nyawa orang lebih banyak lagi dengan membiarkan metromini beroperasi di Ibu Kota. "Kalau transportasi, masih bisa cari alternatif. Tapi kalau nyawa, enggak ada alternatifnya, bos!" tegasnya. Ketua DPD Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) DKI Shafruhan Sinung-an tetap mendukung langkah Dishubtras DKI yang merazia metromini tidak laik jalan. Ia menilai langkah tersebut sudah tepat demi kenyamanan dan keamanan warga Jakarta dalam menggunakan transportasi umum. "Langkah Dis-hubtrans merazia kendaraan yang tidak layak jalan dan izinnya tidak lengkap sudah benar," kata Shafruhan.
Kehilangan penghasilan Sejumlah sopir metromini mengaku terpaksa ikut mogok beroperasi karena khawatir akan keselamatan mereka. Padahal, para sopir mengaku aksi itu membuat mereka tidak memperoleh penghasilan. Girsang, 62, sopir metromini T 47 jurusan Pasar Senen-Pondok Kopi, mengatakan terpaksa ikut mogok lantaran rekan-rekannya juga tidak beroperasi. "Teman-teman mogok, jadi ikutan mogok juga. Kalau tetap beroperasi, bus saya nanti dilempar pakai batu," ujarnya. Padahal, katanya, akibat mogok ia tidak mempunyai penghasilan, sedangkan saat ini sangat membutuhkan uang untuk merayakan Natal. (Mal/Ssr/Sri/MTVN/J-2)