Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Sindiran #makandiwarung buat Wakil Rakyat

MI
21/12/2015 00:00
Sindiran #makandiwarung buat Wakil Rakyat
(TWITTER)
PENGARUH ucapan seorang warga biasa mungkin tidak akan banyak menggugah atau menyinggung banyak kalangan. Namun, berbeda dengan yang dilontarkan oleh seorang wakil rakyat.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik mengucapkan kalimat-kalimat yang dianggap tidak pantas diutarakan oleh seorang wakil rakyat.

Pada Senin (14/12) lalu, pernah anggota dewan dari Fraksi Partai Gerindra itu menyinggung soal permintaan penaikan tunjangan perjalanan dinas harian kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Alasan permintaan tersebut dinilai penting agar anggota dewan tidak sampai harus makan di warung.

Ucapannya yang dikutip media massa itu ternyata memunculkan berbagai opini di media sosial. Tanda pagar (tagar) atau hashtag #makandiwarung pun ramai dikicaukan oleh para pengguna jejaring sosial Twitter untuk menunjukkan betapa wajarnya masyarakat memilih makan di warung, bukan di restoran mahal.

Sindiran antara lain dilontarkan oleh mantan pembawa berita di Metro TV Marischka Prudens. Lewat akunnya, @marischkaprue, ia berkicau 'Mending makan di warung pakai duit hasil kerja sendiri daripada makan lobster pakai duit rakyat'.

Kicauan Marischka itu menyentil ucapan Taufik yang notabene ialah anggota dewan dan digaji dari pendapatan pajak yang dibayarkan oleh rakyat.

Seorang blogger, Eve Tedja, lewat akunnya @evetedja menyebut 'Entah mewakili rakyat yang mana. Yang jelas rakyat Indonesia sukanya makan di warteg'.

Seorang warga bernama Fransisca Utami lewat akun @miMiNnn pun mendoakan agar para anggota dewan bisa sering-sering makan lobster sehingga terkena penumpukan kolestrol dan sakit sehingga bisa digantikan oleh orang lain.

Merasa gerah diberondong sindiran, Taufik pun menjelaskan bahwa uang dinas harian senilai Rp430.000 hanya mampu membayar ongkos taksi dari rumah menuju bandara dan sebaliknya. Dengan sisa hanya Rp30.000, menurut Taufik, tidak cukup untuk membeli makanan.

Ia keberatan jika makan di warung meskipun harganya terjangkau.

"Ya, memang sih bisa makan di warung, tetapi masak iya kami wajib makan di warung juga? Kenapa dengan argumen saya? Ada yang salah?" kata Taufik saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (17/12). (Putri Anisa Yuliani/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya