Pengantar:
BUKAN hanya anggota DPR suka nyambi. Perempuan-perempuan cantik yang sedang merintis masa depan lewat berbagai profesi pun bersedia disambi asalkan ketemu harga. Siapa saja perempuan muda cantik itu, disajikan dalam tulisan bersambung mulai Senin (2/3) hingga Minggu (8/3). Ini merupakan tulisan ke empat.
----------------------
SENYUM manisnya mengembang. Gadis berlesung pipit itu dengan santun lantas menyapa. "Selamat sore. Maaf Mas, bisa minta waktu sebentar? Kalau boleh tahu, Mas rokoknya apa ya? Sudah pernah coba rokok ini belum?" katanya seraya memperlihatkan dua bungkus rokok mild.
"Rasanya cukup enak," kata gadis bernama Amel itu berpromosi. Sudah banyak yang cocok karena saat dihisap tidak berat dan tidak membuat kepala pusing. "Coba deh Mas, pasti cocok. Apalagi rokok Mas yang sekarang jenis mild juga kan? Spesial deh, kalau ambil dua bungkus, ada hadiah lighter untuk Mas," lanjutnya.
Rabu (11/2) sore itu, Amel sedang bertugas di kawasan kuliner Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, untuk mempromosikan sebuah produk rokok mild. Sebagai seorang sales promotion girl (SPG), dia terlihat anggun dan seksi. Seragam terusan yang ketat hingga sekitar 10 cm di atas lutut, memperlihatkan postur tubuhnya yang ideal dibalut kulit kuning langsat mulus.
Meski promo rokoknya diabaikan, dia tidak mudah menyerah. Upaya membujuk dengan merayu calon pembeli terus digencarkan. "Ini ada contohnya Mas," lanjutnya lagi. Sebungkus rokok sampel yang telah terbuka disodorkan. Lalu dia menyalakan pemantik. Parasnya yang cantik ditambah senyum manisnya, membuat calon pembeli yang perokok akan luluh.
Sambil menikmati rokok promo itu, obrolan pun berlanjut. "Gimana? Entengkan Mas?" tanya Amel sambil menebar kerlingan matanya. Ia tertawa lepas saat mendapat jawaban lewat anggukan. "Jadi beli ya Mas? Sebungkus juga boleh kok," pintanya dengan manja. Melihat sang SPG manja-manja mesra, muncul keinginan untuk berlama-lama bercanda dengan gadis berambut ikal tersebut.
“Saya akan membeli dua bungkus rokok asal kamu bersedia menemani menikmati sajian teh hangat,†ujar Media Indonesia. "Boleh Mas. Tapi beli satu slop dong, jangan dua bungkus," pintanya. Sebelum duduk, dia memperhatikan sekeliling dengan seksama. Sosok yang dicari adalah petugas pengawas SPG. Setelah merasa yakin sang pengawas tidak berada di sekitarnya, Amel pun duduk."Saya harus hati-hati Mas. Kalau pengawas melihat saya duduk di sini, pasti saya kena sanksi," tuturnya.
Perbincangan pun berlanjut. Sambil menikmati panganan kecil kesukaannya, Amel menjawab tanpa sungkan semua pertanyaan seputar pekerjaannya sebagai SPG rokok. Mulai dari honor per hari Rp350 ribu hingga cara menghadapi godaan-godaan dari para pria yang dihampirinya saat menawarkan rokok. "Kalau digodai sih sudah biasa Mas. Kadang malah digodai yang jorok-jorok. Tapi tidak boleh marah karena sudah risiko saya sebagai SPG," terang gadis berusia 20 tahun itu.
Tutur katanya bijaksana saat menjelaskan bagaimana dia bersikap sebagai tenaga lapangan. Namun, seketika wajahnya bersemu merah saat mendapat pujian tentang kecantikan parasnya dan postur tubuhnya yang seksi. "Gombal," ujarnya tersipu. Namun Amel tidak menolak ketika diajak untuk bertemu di luar jam kerja. Kebetulan jadwalnya off setiap Kamis dan Jumat. "Amel mau diajak jalan ke mana nih," tanyanya sembari tersenyum.
Tak terasa hampir setengah jam Amel duduk menemani. Ia sepakat bertemu keesokan harinya di Cilandak Town Square (Citos) pukul 17.00 WIB. Sebelum beranjak pergi, gadis jebolan SMA swasta di Jakarta Timur itu meninggalkan nomor telepon selulernya. "Besok siang Mas sms Amel ya," ucapnya seraya berpamitan. (*/T-1) (Bersambung)
BUKAN hanya anggota DPR suka nyambi. Perempuan-perempuan cantik yang sedang merintis masa depan lewat berbagai profesi pun bersedia disambi asalkan ketemu harga. Siapa saja perempuan muda cantik itu, disajikan dalam tulisan bersambung mulai Senin (2/3) hingga Minggu (8/3). Ini merupakan tulisan ke empat.
----------------------
SENYUM manisnya mengembang. Gadis berlesung pipit itu dengan santun lantas menyapa. "Selamat sore. Maaf Mas, bisa minta waktu sebentar? Kalau boleh tahu, Mas rokoknya apa ya? Sudah pernah coba rokok ini belum?" katanya seraya memperlihatkan dua bungkus rokok mild.
"Rasanya cukup enak," kata gadis bernama Amel itu berpromosi. Sudah banyak yang cocok karena saat dihisap tidak berat dan tidak membuat kepala pusing. "Coba deh Mas, pasti cocok. Apalagi rokok Mas yang sekarang jenis mild juga kan? Spesial deh, kalau ambil dua bungkus, ada hadiah lighter untuk Mas," lanjutnya.
Rabu (11/2) sore itu, Amel sedang bertugas di kawasan kuliner Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, untuk mempromosikan sebuah produk rokok mild. Sebagai seorang sales promotion girl (SPG), dia terlihat anggun dan seksi. Seragam terusan yang ketat hingga sekitar 10 cm di atas lutut, memperlihatkan postur tubuhnya yang ideal dibalut kulit kuning langsat mulus.
Meski promo rokoknya diabaikan, dia tidak mudah menyerah. Upaya membujuk dengan merayu calon pembeli terus digencarkan. "Ini ada contohnya Mas," lanjutnya lagi. Sebungkus rokok sampel yang telah terbuka disodorkan. Lalu dia menyalakan pemantik. Parasnya yang cantik ditambah senyum manisnya, membuat calon pembeli yang perokok akan luluh.
Sambil menikmati rokok promo itu, obrolan pun berlanjut. "Gimana? Entengkan Mas?" tanya Amel sambil menebar kerlingan matanya. Ia tertawa lepas saat mendapat jawaban lewat anggukan. "Jadi beli ya Mas? Sebungkus juga boleh kok," pintanya dengan manja. Melihat sang SPG manja-manja mesra, muncul keinginan untuk berlama-lama bercanda dengan gadis berambut ikal tersebut.
“Saya akan membeli dua bungkus rokok asal kamu bersedia menemani menikmati sajian teh hangat,†ujar Media Indonesia. "Boleh Mas. Tapi beli satu slop dong, jangan dua bungkus," pintanya. Sebelum duduk, dia memperhatikan sekeliling dengan seksama. Sosok yang dicari adalah petugas pengawas SPG. Setelah merasa yakin sang pengawas tidak berada di sekitarnya, Amel pun duduk."Saya harus hati-hati Mas. Kalau pengawas melihat saya duduk di sini, pasti saya kena sanksi," tuturnya.
Perbincangan pun berlanjut. Sambil menikmati panganan kecil kesukaannya, Amel menjawab tanpa sungkan semua pertanyaan seputar pekerjaannya sebagai SPG rokok. Mulai dari honor per hari Rp350 ribu hingga cara menghadapi godaan-godaan dari para pria yang dihampirinya saat menawarkan rokok. "Kalau digodai sih sudah biasa Mas. Kadang malah digodai yang jorok-jorok. Tapi tidak boleh marah karena sudah risiko saya sebagai SPG," terang gadis berusia 20 tahun itu.
Tutur katanya bijaksana saat menjelaskan bagaimana dia bersikap sebagai tenaga lapangan. Namun, seketika wajahnya bersemu merah saat mendapat pujian tentang kecantikan parasnya dan postur tubuhnya yang seksi. "Gombal," ujarnya tersipu. Namun Amel tidak menolak ketika diajak untuk bertemu di luar jam kerja. Kebetulan jadwalnya off setiap Kamis dan Jumat. "Amel mau diajak jalan ke mana nih," tanyanya sembari tersenyum.
Tak terasa hampir setengah jam Amel duduk menemani. Ia sepakat bertemu keesokan harinya di Cilandak Town Square (Citos) pukul 17.00 WIB. Sebelum beranjak pergi, gadis jebolan SMA swasta di Jakarta Timur itu meninggalkan nomor telepon selulernya. "Besok siang Mas sms Amel ya," ucapnya seraya berpamitan. (*/T-1) (Bersambung)