Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
WARGA Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, yang sempat terkena dampak banjir beberapa hari lalu, mengakui kinerja Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memang nyata.
Pengakuan itu dilontarkan warga meski mereka mengungkapkan itu dengan malu-malu. Penyebabnya, di antara mereka ada yang menggugat Basuki ke PTUN.
Warga mengakui adanya normalisasi Kali Ciliwung yang tak jauh dari permukiman mereka benar-benar membuat banjir cepat surut. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, genangan air bisa bertahan berhari-hari. “Sebelum dipasangi tembok di bantaran sungai, banjir bisa melanda hingga tiga hari. Sejak dipasang tembok, belum setengah hari, banjir sudah surut,” kata Rohadi, 58, salah satu warga Bukit Duri Tanjakan I, Jakarta Selatan, kepada Media Indonesia, Sabtu (18/2).
Rohadi berkisah peristiwa yang menimpa keluarganya pada 2007. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir menutupi pintu rumahnya, setinggi 2,5 meter. Saat ini, lanjut Rohadi, selain cepat surut, genangan hanya mencapai sekitar 25 cm.
Tini, 42, warga Bukit Duri Tanjakan I yang rumahnya tepat di hadapan Kali Ciliwung, mengatakan di tahun-tahun sebelumnya, banjir bisa menutupi seluruh lantai satu rumahnya. Bahkan, air naik hingga menggenangi seperempat lantai dua rumahnya.
“Saya berharap pembangunan tembok diselesaikan seluruhnya dengan cepat karena air masuk lewat bantaran kali yang belum terpasang sheet pile,” tandas Tini.
Sementara itu, Ketua RT 09 RW 12, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Sumiari, menyebut pada 2007 banjir sempat bertahan hingga berminggu-minggu. Warga terpaksa mengungsi ke rumah-rumah tetangga lantaran seluruh rumah terendam.
“Pada 2012 sudah mending banjir hanya menggenangi setengah rumah karena sampah-sampah di kali mulai dibereskan. Baru banjir yang kemarin surutnya cepat sekali,” imbuh Sumiari.
Namun, Ety, 45, justru mengaku tidak sepenuhnya bisa bersenang dengan kinerja Ahok. Banyak warga yang akhirnya direlokasi ke Rumah Susun Rawa Bebek. Di sana, lanjut Ety, mereka tidak tinggal dengan cuma-cuma.
“Ya enggak senang juga karena tetangga pada direlokasi. Masak kami bersenang-senang di bawah penderitaan orang lain?” kata Ety yang mengakui pemasangan tembok di bantaran Kali Ciliwung telah membuat rumahnya tidak lagi terkena banjir.
Hal itu diakuinya dengan malu-malu. “Ya terasa juga sih hasil dari pemasangan tembok ini. Rumah saya jadi enggak kena banjir,” tandas Ety sambil tersipu. Apalagi, warga yang sudah direlokasi sudah memberikan kesaksian yang menyebutkan kehidupan mereka lebih baik setelah dipindahkan ke Rusun Rawa Bebek.
Paling buncit
Kendati kinerja Basuki dinilai nyata oleh para warga, jumlah suaranya pada Pilkada 2017 lalu tidak berada di posisi pertama. Misalnya, di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 54 (RT 10 dan RT 9) Bukit Duri Tanjakan I, Anies Baswedan-Sandiaga Uno berada di peringkat pertama dengan 187 suara, sedangkan Basuki-Djarot berada di posisi buncit dengan 73 suara. Sementara itu, jumlah suara Agus Yudhoyono-Sylviana Murni ialah 87.
Hal serupa juga terjadi di TPS 53 (RT 07 dan RT 08). Anies-Sandi unggul dengan 229 suara, sedangkan Basuki-Djarot ada di urutan kedua dengan 123 suara. Sementara itu, jumlah suara Agus-Sylvi ialah 52. “Di sini banyak yang tidak percaya Basuki mengumpulkan suara hingga ratusan, tapi isi hati orang benar-benar tidak ada yang tahu. Barangkali memang merasakan kinerja Pak Basuki,” pungkas Ari.
Pilkada DKI 2017 akan berlangsung dua putaran. Warga menyatakan siap menerima siapa pun calon gubernur dan wakil gubernur yang memenangkan pertarungan nanti. Tidak ada warga yang menyebut nama calon tertentu saat ditanyai hal itu.
Namun, warga menyampaikan calon yang menang harus mampu memastikan program yang sudah dijanjikan direalisasikan dengan baik. “Kalau saya sih siapa pun yang menang asal bisa menangani banjir dengan cepat,” kata Rohadi.
Setali tiga uang, Ety punya harapan lain. Ia ingin supaya bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga menjadi murah. Selain itu, menginginkan persoalan banjir dan macet juga dapat diatasi. “Saya pilih yang membuat rakyat bahagia. Bahagia itu, sembako murah, bayar sewa rumah murah, dan kebutuhan lain murah,” tandas Ety. (J-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved