Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Atas Nyaman, Bawah Tenang

15/2/2017 08:02
Atas Nyaman, Bawah Tenang
(ANTARA/Widodo S Jusuf)

PELEBARAN trotoar di Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin dipastikan akan mengambil satu lajur lambat. Selain jalur kendaraan, jalan protokol tersebut memiliki tiga jalur hijau dengan lebar total 13 meter, terdiri atas dua jalur hijau dan 5 meter median jalan yang ditanami pohon. Pohon pembatas jalur lambat dan cepat akan dipindahkan ke trotoar. Soal ini Dinas Kehutanan dan Asisten Pembangunan Pemprov DKI tengah melakukan pembahasan.

“Nanti pembangunan trotoar akan mengambil satu lajur lambat sehingga hanya akan satu lajur di jalur lambat. Tanaman yang ada di lahan hijau pembatas jalur cepat dan lambat akan dipindahkan ke pinggir trotoar,” kata Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Riri Asnita.

Untuk memperlebar trotoar, lanjut Riri, seluruh trotoar yang ada saat ini akan dibongkar dan diganti dengan trotoar yang baru berbahan ramah lingkungan. Trotoar yang kini menggunakan material floor hardener pun masih dalam penggodokan konsultan. Saat ini ada dua pilihan material untuk trotoar, yakni granit dan andesit.

Kendati pembangunan trotoar di jalan protokol bisa menjadi surga bagi pejalan kaki, Nirwono Joga, pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, mengingatkan Pemprov DKI agar trotoar yang diperlebar idealnya terhubung dengan halte moda transportasi di sana. Trotoar juga harus dipastikan terbebas dari gangguan motor yang naik ke trotoar, PKL, dan pangkalan ojek, serta dilengkapi dengan jalur pesepeda.

“Pedestrianisasi ini harus menjadi percontohan trotoar yang baik dan benar yang dapat diduplikasi ke seluruh kawasan Kota Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia,” kata Nirwono.

Nirwono yakin jika perencanaan pelebaran trotoar dan pendanaan sudah matang, pengerjaan fisiknya bisa dikebut dalam waktu 1-2 tahun. Ia pun mengingatkan jangan hanya terfokus pada pelebaran jalan, tetapi juga pembangunan jaringan utilitas terpadu dan saluran air di Jakarta. “Jangan sampai atasnya bagus, bawahnya lupa dibenahi. Saat bawahnya ada yang rusak, dibongkar lagi atasnya yang bagus itu.” Soal tersebut, menurut Riri, telah dibahas. Untuk itu, nantinya di atas trotoar tersebut akan dibangun utilitas boks untuk pemasangan fiber (ducting). Utilitas boks itu akan dipasang setiap 20 meter dengan kedalaman 1 hingga 2,5 meter.

“Ini untuk menghindari adanya kerusakan pada trotoar. Jangan sampai trotoar sudah sempurna tapi karena ada pengerjaan kabel PLN, misalnya, trotoar jadi rusak. Selama ini sering terjadi, setelah penggalian untuk utilitas tidak dibenahi lagi,” sesal Riri. (Aya/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya