JIKA kebersihan sebagai bagian dari iman, berarti banyak orang yang tidak beriman di Jabodetabek.
Tengoklah badan sungai. Masyarakat tanpa bersalah membuang sampah di sana.
Akibatnya seperti di pinggir Jalan Raden Sanim RT 001 RW 10, Kelurahan Curug Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok.
Terlihat gunungan sampah yang berasal dari aliran air Kali Kawin.
Apa saja dibuang warga ke sungai, termasuk kasur, boneka, dan karung.
Sampah itu terbawa dari hulu kawasan Curug dan tertahan di drainase Jalan Raden Sanim dan menyumbat aliran sungai.
Akibatnya, air meluap ke jalan dan menggenangi sebuah rumah yang berada tidak jauh dari sana.
"Kemarin malam hujan deras. Banyak sampah sehingga menghambat arus sungai dan meluap ke rumah saya," kata Ocah Cahyati, warga yang terkena luapan air Kali Kawin.
Hampir setiap hari dia dan suaminya harus mengangkut sampah dari selokan ke pinggir jalan.
Jika sudah kering, sampah itu diangkut ke rumahnya dan dibakar.
"Tapi kalau basah begini, ya saya enggak bisa angkut. Mau ditaruh di mana," ungkapnya.
Tak ada pilihan bagi keluarga Ocah selain bergantian mengangkuti sampah dengan suaminya.
Kalau dibiarkan, sampah itu menyumbat drainase dan mengakibatkan banjir.
"Orang-orang kenapa ya buang sampah ke sungai? Semoga diberi taufik dan hidayah agar tidak membuang sampah sembarangan karena merugikan banyak orang," ujarnya.
Hal itu juga membuat pening Camat Beji, Saifudin Lubis.
Solusinya, ujar Saifudin, pihaknya akan menjaring sampah di kali yang melintasi tiga kecamatan itu, yakni Beji, Cipayung, dan Pancoran Mas.
Selama ini, pemerintah antara ketiga kecamatan tersebut kerap lempar tanggung jawab soal sampah.
Sebab, ketiga kecamatan itu memang dilintasi kali yang sama.
Penjaringan sampah dilakukan memasang jaring di tengah kali.
Tujuannya agar sampah tidak banyak mengalir ke drainase.
Yang terjaring akan dilakukan oleh warga sekitar.
"Sudah ada anggarannya untuk upah mengangkut sampah dari APBD Perubahan tahun ini.