Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian memerintahkan jajarannya di lapangan tidak segan-segan menindak tegas jaringan narkoba yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.
"Saya perintahkan jajaran narkoba jangan segan dan ragu untuk ambil langkah tegas. Nanti yang takut akan kita ganti. Ini sekaligus pesan untuk pelaku narkotika. Saya minta setop merusak generasi bangsa Indonesia," tegas Tito di depan Ruang Jenazah Rumah Sakit Said Sukanto Kramat Jati, Jakarta, kemarin.
Pernyataan Kapolri tersebut disampaikan setelah aparat keamanan menembak mati dua warga Nigeria yang tergabung dalam sindikat narkotika internasional. Mereka ialah Chucwuebuka Chornelis Ifemy dan Ayogu Malachy Chiwetalu. Keduanya tewas ditembak petugas karena melawan ketika hendak ditangkap.
Chucwuebuka dan Ayogu dibidik atas pengembangan dari tersangka Kessy Lilian Venace, warga Tanzania. Kessy tertangkap membawa 20 kapsul methamphetamine di dalam celana dalam. Kessy mengaku telah menelan 66 butir kapsul saat datang ke Jakarta dari Kuala Lumpur. Dia tiba di Jakarta Kamis (5/1) setelah menerima perintah dari Edward alias Mister Bros dengan janji bayaran US$1.500.
Kamis siang, polisi mengejar Chucwuebuka dan Ayogu di tempat berbeda. Mereka terbukti telah menerima barang haram tersebut dari Kessy.
"Saya anggap kasus ini penting. Oleh karena itu, saya sampaikan kepada tim jangan segan dan ragu melakukan SOP bila tersangka terutama bandar dan jaringan narkotika internasional yang akan merusak bangsa," tegas Kapolri.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi menambahkan tersangka Kessy tertangkap saat kunjungan keduanya ke Tanah Air.
"Ada perubahan pola sindikat narkoba internasional tahun ini. Perubahan itu merujuk pada para pelaku yang berasal dari Afrika atau yang biasa disebut African Network. Sebelumnya dilakukan pelaku-pelaku asal Tiongkok dan Taiwan," ungkap Heru Pambudi.
Selain sindikat internasional, Direktorat Narkoba Bareskrim Polri menangkap 15 pengedar ganja di Aceh, Lampung, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Petugas menyita 549 kilogram ganja dalam 23 dus.
Pengungkapan jaringan ganja itu diawali dari kecurigaan petugas perusahaan jasa pengiriman barang JNE yang menerima barang kiriman dari Lampung. Barang tersebut dikirim seseorang ke beberapa penerima di sejumlah kota.
"JNE melaporkan kepada Bareskrim. Selain 15 tersangka, polisi menangkap dua penerima paket ganja berinisial RN dan H. Namun, keduanya belum ditetapkan sebagai tersangka," tandas Kapolri. (Nic/X-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved