Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DHARMA Jaya mendatangkan 750 ekor sapi impor asal Australia pada bulan ini. Impor itu merupakan wujud kembali komitmen BUMD pangan itu dalam menjaga ketahanan dan stabilitas pangan di Provinsi DKI Jakarta.
Kedatangan ratusan sapi impor ini merupakan tahap kedua dari program pengadaan 5.000 ekor sapi impor yang ditargetkan terpenuhi sepanjang tahun 2025. Total sapi impor sebanyak 1.250 ekor, kini berada di kandang penggemukan Dharma Jaya - Serang, Banten.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman, menyampaikan bahwa pengadaan 750 ekor sapi impor dari Australia ini merupakan bagian dari tahap kedua program pengadaan sapi tahun 2025.
Sebelumnya, pada tahap pertama, sebanyak 500 ekor sapi telah tiba lebih dulu di kandang penggemukan Serang sejak awal Mei. Setelah menjalani proses penggemukan selama tiga bulan, sapi-sapi tersebut kini memasuki masa siap jual.
“Kedatangan 750 ekor sapi ini merupakan pengiriman tahap kedua. Prosesnya sama dengan yang sebelumnya. Ratusan sapi ini akan melalui masa penggemukan selama tiga hingga empat bulan di kandang penggemukan kami di Serang, sebelum nantinya dijual dalam bentuk sapi hidup,” kata Raditya dalam keterangan resminya, Jumat (25/7).
Jenis sapi yang datang pada tahap kedua ini terdiri dari 711 ekor jenis feeder steer dan bull, serta 39 ekor jenis productive heifer. Raditya menjelaskan jenis feeder steer dan bull merupakan sapi yang diperuntukkan dijual sebagai sapi potong setelah penggemukan. Sedangkan jenis productive heifer akan dikembangkan sebagai bagian dari program budi daya sapi Dharma Jaya sebagai bentuk dukungan peningkatan sapi lokal.
"Sapi jenis feeder steer dan bull kami rawat dengan baik agar berat badannya bertambah setiap hari, sehingga nilai jualnya pun meningkat. Sementara sapi betina jenis productive heifer akan kami ternakkan dan kembangkan hingga empat kali masa produktifnya. Ini adalah bentuk komitmen Dharma Jaya untuk membantu meningkatkan populasi sapi di Indonesia," jelasnya.
Raditya menyampaikan, 500 ekor sapi impor tahap pertama yang telah digemukkan, semua berjenis feeder steer dan bull sudah laku terjual. Sementara 750 ekor pada tahap kedua juga sudah bisa dipesan, meski masih menunggu proses penggemukan.
"Sapi impor tahap pertama sudah laku terjual. Kami punya sekitar 10 pelanggan tetap dari RPH di Cakung, Serang, Bogor, dan Sukabumi. Tiap pelanggan bisa pesan hingga 50 ekor per bulan. Jadi begitu proses penggemukan selesai, sapi langsung dikirim karena semuanya sudah dipesan," jelasnya.
Direktur Bisnis Perumda Dharma Jaya, Irwan Nusyirwan, menegaskan bahwa penggemukan sapi bukan sekadar jual-beli. Proses ini meningkatkan berat badan sapi secara optimal, menambah nilai jual, serta ikut membuka lapangan kerja dan mendorong ekonomi lokal.
“Setiap proses penggemukan melibatkan pembelian pakan ternak, menyerap tenaga kerja untuk merawat sapi, hingga distribusi sapi tersebut. Hal ini membuat efek berganda pada ekonomi di wilayah sekitar kandang penggemukan. Jadi ekonominya benar-benar bertumbuh,” kata Irwan.
Ia menambahkan pengiriman sapi impor dari Australia tahap ketiga akan tiba di Jakarta pada awal September, kemudian langsung dibawa ke kandang penggemukan di Serang yang memiliki kapasitas penampungan hingga 3.000 ekor sapi.
“Pengiriman dilakukan bertahap agar proses penggemukan berjalan optimal dan distribusi ke pasar lebih terkendali. Dengan begitu, kita dapat memastikan stok daging sapi selalu tersedia dan stabil,” ujarnya. (E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved