Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pengamat: Perlu Menelusuri Latar Belakang dan Interaksi Sosial Diplomat Muda Kemlu Arya Daru

Mohamad Farhan Zhuhri
11/7/2025 17:11
Pengamat: Perlu Menelusuri Latar Belakang dan Interaksi Sosial Diplomat Muda Kemlu Arya Daru
Penyelidikan diplomat muda Kemlu Arya Daru Panganyunan(Freepik)

Kriminolog dari Universitas Indonesia, Josias Simon, menekankan pentingnya menunggu hasil visum guna menentukan arah awal dari penyelidikan kasus meninggalnya seorang diplomat muda Kemlu Arya Daru yang ditemukan tak bernyawa di kediamannya beberapa waktu lalu.

Simon menyatakan bahwa hasil visum dapat menjadi titik awal penting untuk mengarahkan dan mengembangkan penyelidikan lebih lanjut.

“Penyebab kematian masih menunggu hasil visum. Dari situ kita baru bisa menentukan arah penyelidikan selanjutnya,” kata Simon pada Kamis (11/7).

Ia juga menegaskan bahwa penyelidikan tak cukup hanya berfokus pada kondisi jasmani korban Arya Daru Panganyunan, melainkan perlu memperhatikan aspek-aspek kehidupan pribadi korban, seperti aktivitas sehari-hari, relasi sosial, serta kemungkinan adanya tekanan atau konflik dalam hubungan pribadi.

“Karena itu, fokus penyelidikan perlu diarahkan pada sisi personal. Riwayat hidup, kebiasaan, lingkungan sosial, dan relasi pribadinya penting untuk ditelaah, termasuk kemungkinan perilaku menyimpang yang dimiliki,” ujarnya.

Simon menambahkan bahwa pengaruh konten-konten perilaku menyimpang yang kerap beredar di media sosial atau internet juga bisa menjadi faktor risiko, meskipun hal ini harus diuji lebih lanjut melalui bukti yang valid.

Kepolisian Harus Menjelaskan Secara Ilmiah dan Rasional

Sejalan dengan itu, Bambang Rukminto dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) menekankan perlunya penjelasan yang logis dan berdasarkan pendekatan ilmiah dari pihak kepolisian mengenai penyebab kematian Arya Daru Panganyunan yang ditemukan di rumah dinasnya.

Ia menilai, keterlambatan dalam memberikan informasi justru memicu berbagai spekulasi yang tidak terkontrol di masyarakat.

“Asumsi-asumsi akan terus berkembang jika polisi tidak segera menyampaikan informasi penyebab kematian dan motifnya secara ilmiah serta bisa diterima akal sehat masyarakat,” ujar Bambang.

Ia menekankan bahwa seluruh hasil tahapan investigasi, khususnya otopsi dan pemeriksaan forensik di lokasi kejadian, harus segera diumumkan secara terbuka kepada publik.

“Seluruh hasil dari proses investigasi, termasuk otopsi dan forensik, harus disampaikan sesegera mungkin,” tegasnya.

Menurut Bambang, transparansi informasi sangat penting, tidak hanya untuk meredam kebingungan publik, tetapi juga untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya