Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
POLDA Metro Jaya menyebutkan 79 personel polisi terluka saat unjuk rasa "Aksi Damai Bela Islam Tegakkan Keadilan melalui Supremasi Hukum" yang berujung ricuh pada Jumat (4/11).
"Yang menjalani perawatan inap di rumah sakit ada 11 orang," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, Senin (7/11).
Awi mengatakan petugas kepolisian yang terluka sebagian besar karena terkena lemparan batu dan tusukan bambu pada bagian wajah, perut, serta anggota tubuh lainnya.
Sebanyak 11 petugas masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit seperti RS Polri Kramatjati Jakarta Timur, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, dan RS Pelni.
Sejauh ini, menurut Awi, polisi masih menyelidiki pelaku yang melakukan tindak kekerasan tersebut dengan mengamati rekaman kamera tersembunyi.
"Penyidik akan menindaklanjuti dan menyelidiki para tersangkanya," ujar Awi.
Awi menegaskan polisi telah bertindak sesuai prosedur tetap melalui peringatan lisan hingga mengunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang tetap bertahan berunjuk rasa dan anarkis.
Sebelumnya, kelompok Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) berunjuk rasa menolak penistaan agama di sekitar Silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada Jumat (4/11).
Awalnya, aksi berjalan damai. Namun, massa mulai melakukan aksi kekerasan selepas Salat Isya sehingga petugas melepaskan tembakan gas air untuk membubarkan konsentrasi pengunjuk rasa. (Ant/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved