Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
POLITIKUS PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari sedih dengan adanya tindakan anarkis sekelompok warga yang merusak kampanye Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Rawa Belong, Jakarta Barat pada Rabu (2/11).
Dia menilai tindakan tersebut menandai rusaknya kultur hukum di tengah masyarakat. Bahkan, saat itu, Ahok harus dievakuasi dengan angkot untuk menghindari kelompok massa yang menolaknya.
"Saya sedih, kultur hukum sudah rusak, anarkis. Para kelompok intoleran tersebut membusukkan demokrasi, mengabaikan tahapan Pilkada yang resmi," kata Eva saat dihubungi, Kamis (3/11).
Dia mengungkapkan, akibat peristiwa kemarin semakin banyak masyarakat yang mengelu-elukan calon nomot urut 2 itu.
"Bahkan ada Ibu yang mendoakan dan memberi restu kepada Ahok," ujar Eva.
Eva mengaku pihaknya tidak akan gentar atas kejadian tersebut. Ahok maupun pasangannya Djarot Saiful Hidayat akan tetap melakukan blusukan dan berkampanye. Hal itu menyusul penolakan kepada petahana dinilai hanya segelintir orang.
"Karena yang menolak lebih kecil jumlahnya walau nyaring bunyinya. Kami percaya pendukung silent majority yang rasional pakai akal daripada yang emosional pakai perasaan (kebencian)," ujar salah seorang anggota Timses Ahok-Djarot tersebut.
Anggota Komisi XI DPR ini pun menyerahkan sepenuhnya peristiwa yang dialami Ahok kepada kepolisian agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Eva menegaskan, PDIP menginginkan tahapan Pilkada DKI Jakarta 2017 berjalan dengan kondusif dari berbagai hal.
Maka itu, PDIP tidak akan terpancing oleh oknum-oknum yang berusaha memprovokasi melalui penolakan terhadap Ahok.
"Tapi sementara kita yakin bahwa polisi mampu mengendalikan keadaan. PDIP tidak mau terpancing karena kita inginkan Pilkada yang gembira dan milik bersama, semata berisi kegoatan-kegiatan yang memicu akal sehat," ucap Eva. (MTVN/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved