Yuk, Jalan-Jalan ke Kantor Gubernur

Putri Anisa Yuliani
11/9/2015 00:00
Yuk, Jalan-Jalan ke Kantor Gubernur
(MI/Arya Manggala)
GEDUNG Balai Kota yang selama ini berfungsi sebagai Kantor Gubernur DKI Jakarta mulai besok (Sabtu, 12/9) bisa dikunjungi masyarakat. Pasalnya, gedung tersebut resmi menjadi tempat wisata setiap akhir pekan. Dengan dijadikan sebagai tempat wisata, untuk pertama kalinya masyarakat bisa melihat dari dekat bagaimana kantor pemimpin Ibu Kota tersebut. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan membuka sendiri peresmian tempat kerjanya sebagai lokasi wisata. Gedung yang dibangun pada masa kolonialisme Belanda dan Jakarta saat masih bernama Batavia itu merupakan saksi atas 17 kempemimpinan sejak kota itu masih dipimpin wali kota hingga gubernur.

Sepanjang masa kolonialisme dan setelah Indonesia merdeka, Balai Kota yang dahulu sempat mendapat sebutan Balai Agung itu tidak pernah dibuka untuk umum karena kesakralannya sebagai lingkungan kerja gubernur dan segenap jajarannya. Menurut Ahok, alasan dijadikannya Balai Kota sebagai tempat wisata ialah ia terinspirasi oleh Wali Kota New York, Amerika Serikat, yang membuka lingkungan perkantorannya sebagai lokasi wisata pada setiap akhir pekan. Ia menilai ide itu sangat menarik sekaligus bermanfaat untuk semakin mendekatkan pemerintah dengan warga.

Selama ini, ujarnya, ia melihat ada jarak lebar antara masyarakat dan pemerintah akibat gedung pemerintahan yang kaku. Hampir semua balai kota bahkan sering dijadikan sebagai lokasi demonstrasi oleh masyarakat yang menolak kebijakan sehingga membuat balai kota semakin terkesan angker. Karena itu, ia ingin menghilangkan stigma tersebut agar masyarakat kelak lebih terbuka dan bebas menyampaikan aspirasi kepada pemerintah demi kemajuan pembangunan. "Selama ini, orang melihat balai kota sebagai (bangunan) kaku. Makanya saya ingin buka biar warga juga tahu di mana tempat saya kerja, seperti apa, dan Balai Kota ini tidak hanya ada ruangan saya. Jadi, mereka akan semakin berpikir terbuka dan dekat dengan kami. Tidak lagi memandang gedung ini sebagai suatu yang seram," ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (9/9).

Bisa berfoto
Kompleks Balai Kota DKI terdiri atas delapan blok. Blok A yang menyambung dengan blok B merupakan ruang kerja Gubernur dan Wakil Gubernur. Banguan tersebut merupakan satu-satunya yang memiliki arsitektur Belanda. Blok C lantai tiga yang juga masih tersambung dengan blok B ialah kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Smart City. Sementara itu, blok D hingga blok G ialah gedung perkantoran beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) termasuk juga blok H yang menjadi kantor Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP), tepatnya di lantai 18.

Beberapa ruang yang akan dibuka untuk umum sehingga warga bisa mengetahui seluk beluk Balai Kota sekaligus berfoto antara lain ruang tunggu tamu gubernur, Balairiung, Balai Agung, kantor UPT Smart City, ruang pameran Dewan Kerajinan Nasional Daerah DKI, dan selasar Lantai 2 gedung blok G. Ruang tunggu tamu gubernur terdiri atas dua bagian, yakni bagian depan dan belakang. Di bagian depan terdapat dua set kursi dan meja serta beberapa pajangan yang merupakan suvenir dari berbagai negara dan daerah, pemberian para tamu yang mengunjungi gubernur.

Selain itu, terdapat beberapa piala atas prestasi yang dicapai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Di ruang tunggu tamu bagian belakang, pada salah satu dindingnya terpajang sejumlah foto gubernur yang pernah memimpin Ibu Kota. Sementara itu, ruang rapat dan ruang kerja gubernur tidak akan dibuka untuk umum dan harus steril. Ahok mengatakan, ia tidak bisa membuka ruang kerja dan ruang rapatnya untuk umum karena alasan keamanan dokumen.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya