Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tak Lagi Berorientasi Kendaraan Pribadi, Pertumbuhan Jalan di Jakarta Hanya 0,01%

Putri Anisa Yuliani
29/9/2022 13:31
Tak Lagi Berorientasi Kendaraan Pribadi, Pertumbuhan Jalan di Jakarta Hanya 0,01%
ilustrasi: Pekerja menaiki bus TransJakarta di kawasan Sudirman(MI/Ramdani)

PEMPROV DKI Jakarta dalam pembangunannya tak lagi berorientasi pada kendaraan pribadi atau car oriented development (COD). Sejak era kepemimpinan Mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang kini dilanjutkan oleh Anies Baswedan, Pemprov DKI fokus membangun transportasi massal dan pengembangan kota yang berorientasi transit atau transit oriented development (TOD).

Tak heran bila pembangunan jalan pun tak lagi jadi prioritas. Akibatnya, pertumbuhan jalan di Jakarta hanya 0,01%. Namun demikian, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan andaikan Pemprov DKI terus membangun jalan raya, hal tersebut tidak akan tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengurangi kemacetan selama paradigma bertransportasi belum diubah.

"Jalan tumbuh cuma 0,01% sangat rendah. Ini juga memengaruhi perkembangan. Jakarta tidak bisa mengejar ekspektasi masyarakat untuk transportasi yang efisien. Terlebih ada kenaikan BBM. Tanpa memikirkan mobilitas masyarakat lalu berpikir saya bergerak pakai transportasi apa," ucapnya dalam diskusi virtual, Rabu (28/9).

Kemacetan di Jakarta, kata Syafrin, sudah semakin parah. Bahkan sebelum pandemi, pada 2019 kecepatan rata-rata kendaraan pribadi di Jakarta di bawah 20 km/jam. Kemacetan juga membawa kerugian hingga Rp100 triliun.

Kini, Pemprov DKI fokus mengubah paradigma bertransportasi dengan mendorong warga untuk menggunakan transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan seperti berjalan kaki, menggunakan sepeda maupun menggunakan angkutan massal.

"Jakarta harus memikirkan bagaimana mobilitas orang. Ada pemikiran transportasi yang sering digunakan apa sih. Ini kata kunci paradigma yang digunakan Jakarta. Ternyata setelah dilihat transportasi yang sering digunakan adalah kaki," tukasnya.

Baca juga: Ingin Dekatkan Hunian ke Pusat Kota, Anies Ciptakan Banyak TOD

Demi mendorong hal ini, Pemprov DKI membangun berbagai fasilitas seperti jalur sepeda dan pedestrian yang layak. Sejak 2017 sudah terbangun 267 km trotoar dan 114,5 km jalur sepeda dengan target akhir tahun ini 300 km.

Untuk angkutan massal, saat ini Pemprov DKI melalui PT MRT Jakarta sedang membangun lanjutan rute koridor selatan-utara Lebak Bulus-Bundaran HI ke Kota Tua.

Bus Transjakarta baik koridor maupun non koridor telah memiliki 116 trayek dengan 1.869 armada dan telah mengangkut 1 juta penumpang per hari sebelum pandemi covid-19.

Pengembangan transportasi massal terus dilakukan dengan telah didukung masuk ke dalam Rencana Pembangunan Daerah (RDP) 2023-2026.

"Nantinya akan ada tambahan 6 koridor bus Transjakarta sehingga totalnya akan ada 19 koridor. MRT akan bertambah panjang rutenya dari saat ini 16 km menjadi 63 km. Untuk LRT yang saat ini 5,6 km akan ditambah menjadi 55 km," tuturnya.

Dengan penambahan ini, ia berharap cakupan layanan transportasi umum di Jakarta bertambah sehingga semakin banyak masyarakat yang beralih ke transportasi massal.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya