Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Konsistensi Ahok Mengguncangkan, 966.155 KTP Terkumpul

Gaudensius Suhardi
11/6/2016 12:23
Konsistensi Ahok Mengguncangkan, 966.155 KTP Terkumpul
(MI/Ramdani)

AHOK mengguncangkan sistem perpolitikan Indonesia yang dikendalikan oleh kaum elite partai. Saat ini, Sabtu (11/6), Ahok yang bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama telah menumpulkan 966.155 dukungan KTP. Itu artinya, kurang 33.845 lagi genap 1.000.000 dukungan KTP.

Sebutan Ahok mengguncangkan sistem perpolitikan Indonesia disematkan harian The New York Times edisi 5 Juni 2016. Sistem perpolitikan yang terguncang itu, kata harian tersebut, adalah sistem yang dikuasai keluarga dinasti politik, para mantan jenderal, atau para pebisnis kaya.

Pada Pilkada DKI 2012, etnisitas dan agama Ahok menjadi salah satu isu yang digunakan lawan politiknya. Kali ini dengan mengutip sebuah survei, The New York Times menulis bahwa hampir dua pertiga warga Jakarta tidak merasa isu SARA akan diangkat pada Pilkada 15 Februari 2017.

Ahok yang maju mellaui jalur independen pada Pilkada yang digelar 15 Februari 2017 itu juga meraih dukungan Partai NasDem dan Hanura. Partai Golkar juga member sinyal kuat untuk mendukung Ahok.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai mengatakan bahwa dari hasil pembahasan dengan pengurus harian, Partai Golkar menyepakati bahwa partai berlambang pohon beringin itu akan mendukung pencalonan Ahok untuk Pilgub DKI Jakarta.

Dengan demikian, Ahok bisa menggunakan kendaraan perseorangan. Jumlah paling sedikit dukungan persyaratan pasangan calon perseorangan dalam Pilgub DKI Jakarta ialah 7,5% dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yaitu 532.213 dukungan.

Ahok juga bisa saja menggunakan kendaraan partai politik. Jumlah paling sedikit perolehan kursi partai politik atau gabungan partai politik yang mendaftarkan pasangan calon dalam Pilgub DKI Jakarta adalah 20% dari akumulasi perolehan kursi di DPRD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014, yaitu sebanyak 22 kursi.

Adapun jumlah kursi yang dimiliki NasDem di DPRD DKI adalah 5 kursi, Hanura 10 kursi dan Golkar 9 kursi. Sehingga jika Golkar bergabung, kursi yang dikumpulkan mencapai 24 kursi.

Sejauh ini Ahok tetap konsisten untuk menggunakan jalur independen. Konsistensi Ahok itulah yang mengguncangkan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gaudens
Berita Lainnya