PENGANTAR: Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) kerap dianggap sebagai penyakit mematikan, menular, dan tidak dapat disembuhkan. Perkembangan teknologi medis telah memastikan penggunaan antiretroviral dapat menekan virus sehingga menekan peluang penularan dari orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Berikut penelusuran wartawan Metro TV dan Media Indonesia terhadap penanganan penderita HIV/AIDS. Ini merupakan laporan ke delapan.
-------------------------
Dokter di bagian kebidanan RS Fatmawati yang ikut menangani pasien penderita HIV, dr Eva mengatakan, pihaknya telah mengambil tindakan terbaik setelah mempertimbangkan untung ruginya. Berdasarkan penelitian dan patofisiologinya, kata Eva, tindakan caesar diambil karena dinilai lebih aman. Dengan bedah caesar, risiko transmisi lebih kecil dibandingkan persalinan pervaginam 0,5% dengan 0,8%.
"Jadi bukan mutlak-mutlakan. Kalau caesar bukan mutlak tak tertular, tapi lebih kecil karena proses kompresi di jalan lahir itu relatif lebih sedikit sehingga transmisi kepada bayi itu kecil," terangnya. Dia menambahkan, RS Fatmawati memiliki suatu paduan klinis yang merekomendasikan para dokter melakukan persalinan bedah caesar pada pasien dengan HIV positif. Namun dalam kasus tertentu yang datang dalam kondisi emergency bisa saja per vaginam.
"Misalnya pecah ketuban itu lebih dari 6 jam, itu kami melakukan persalinan pervaginam lewat biasa," terangnya. Meski direkomendasikan juga dalam PPIK dan aturan WHO, persalinan per vaginam menurutnya memiliki risiko lebih besar daripada lewat caesar. "Kalau kami teliti real klinis, masih ada potensial karena melalui jalan lahir dengan waktu yang cukup lama probabilitas transmisinya walaupun rendah itu tetap ada sekitar 2%," sambungnya.
Faktor kondisi ibu pun menurutnya telah menjadi pertimbangan dalam mengambil tindakan. Meski pasien telah menyampaikan dirinya sudah minum ARV sekian tahun, namun pihak dokter kebidanan RS Fatmawati tidak mendapatkan rekam medis terbaru pasien secara lengkap. "Adanya CD4-nya. Viral load kalaupun ada, bukan yang terbaru, bukan yang 36 minggu terakhir," ungkapnya. Sebelum mengambil tindakan pun menurutnya sudah ada diskusi yang dilakukan dengan pasien. "Kalau pembedahan lewat caesar itu risikonya A-B-C-D. Tentu kami ungkapkan," kata dia. Lembar persetujuan yang ditandatangani pasien X sebelum operasi pun, menurutnya, tanda pasien tersebut sudah setuju.