Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
PROSES pembangunan LRT Jabodebek Fase 1 dengan panjang 44,3 km terus dikebut oleh pemerintah pusat melalui Adhi Karya dan PT KAI. Pembangunannya pun dinilai menjanjikan oleh Presiden Joko Widodo karena sesuai jadwal dan ditargetkan beroperasi tahun depan.
Namun, cepatnya pembangunan angkutan kereta ringan oleh pemerintah pusat itu tidak diimbangi oleh pembangunan LRT di Jakarta. Hingga kini, LRT Jakarta hanya sepanjang 5,8 km dan baru berhenti di Velodrome dari Stasiun Pegangsaan.
Baca juga: Masuk Zona Merah, Satu Sekolah di DKI Batal Uji Coba PTM
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut pihaknya masih menunggu persetujuan trase dari Kementerian Perhubungan terhadap perubahan rute LRT Jakarta. Semula rute dalam Fase 2A adalah Pegangsaan-Velodrome-Manggarai-Dukuh Atas.
Namun, rute itu diubah menjadi Velodrome-Jakarta International Stadium (JIS). Perubahan itu sebelumnya diakibatkan adanya penyesuaian dengan rencana pembangunan angkutan massal yang dibuat oleh Kementerian Perhubungan.
"Sekarang proses permohonan persetujuan penetapan trasenya di Kemenhub sudah dilakuan pembahasan. Belum turun. Pembahasan teknis tentu banyak hal yang harus diberikan pemahaman khusunya terkait dengan bagaimana integrasi antara LRT dengan KRL dan KRL yang ada di sisi utara," jelas Syafrin saat ditemui Media Indonesia di Jakarta, Kamis (10/6).
Karena belum jelasnya persetujuan trase dari Kemenhub tersebut, Pemprov DKI pun belum melakukan proses pembangunan seperti pembebasan lahan.
Sementara itu, terkait LRT Jabodebek yang akan beroperasi tahun depan, Dishub DKI memastikan akan menyiapkan integrasinya secara fisik di Terminal Kampung Rambutan agar penumpang LRT Jabodebek dapat berpindah moda dengan angkutan lainnya di terminal tersebut. Diketahui LRT Jabodebek Stasiun Harjamukti akan melintasi timur Jakarta yakni Kampung Rambutan dan kawasan Taman Mini.
Idealnya pembangunan integrasi fisik dilakukan bersamaan dengan program revitalisasi terminal. Namun, karena studi dan anggaran untuk revitalisasi terminal belum selesai, Syafrin memutuskan tetap membangun integrasi fisik tersebut agar mengejar penyelesaian LRT Jabodebek yang mulai beroperasi Juni 2022 mendatang.
"Akan tetap dibangun walau revitalisasi belum. Tapi memang tidak optimal," terangnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved