Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
SUASANA berbeda pagi ini tampak di Kampung Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara. Ribuan aparat gabungan Polisi, TNI, dan Satpol PP mengepung wilayah ini.
Beberapa alat berat perlahan mulai bergerak. Dari belakang kemudi alat berat, petugas mengatur gerakan mesin raksasa berwarna kuning menghantam bangunan semipermanen di dekat Sungai Kopak.
Ratusan warga Kampung Akuarium yang bermukim dekat kampung Pasar Ikan ikut terimbas dampak penggusuran. Mereka yang sempat mengadang ratusan petugas Satpol PP akhirnya memilih cara berbeda.
Di tengah penggusuran, puluhan warga yang didominasi ibu-ibu menggelar pengajian dan doa bersama menolak penggusuran. Alasannya, mereka sampai saat ini belum menerima kompensasi.
Berlinang air mata, ibu-ibu kampung Akuarium memulai pengajian dan berdoa bersama di tengah jalan. Mereka tidak mau beranjak meskipun alat berat mulai menghancurkan rumah-rumah di sana.
Tangisan ibu-ibu semakin menjadi tatkala deruhan suara runtuhan bangunan terdengar keras dari segala arah. Mereka tampak semakin ketakutan dan terus menangis sembari memanjatkan doa.
Tak jauh dari lokasi doa bersama, sebagian warga tengah melakukan mediasi dengan Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Ruddi S. Warga meminta waktu penggusuran diperpanjang. Sebab, warga tidak mendapat sosialisasi dari Kelurahan Penjaringan.
Sementara itu, warga juga tampak memblokir jalan menuju akses kampung Akuarium. Mereka tampak membentangkan spanduk penolakan dan bendera merah putih lusuh berlumpur.
"Kami tidak menolak revitalisasi. Tapi kami memohon ketegasan Pemerintah soal nasib kami. Kami yang bertahan belum mendapatkan apa-apa," ujar salah seorang warga.
Sampai saat ini, beberapa alat berat jenis backhoe tampak ganas meratakan bangunan kampung Pasar Ikan dengan tanah. Sebagian besar warga Pasar Ikan sudah dipindahkan ke rumah susun sewa (Rusunawa) Rawa Bebek.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved