Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Nelayan di Pantai Jakarta ini Bisa Kantongi Rp1 Juta per Hari

Ilham Wibowo
08/4/2016 14:59
Nelayan di Pantai Jakarta ini Bisa Kantongi Rp1 Juta per Hari
(ANTARA)

NELAYAN tradisional di Muara Angke, Jakarta Utara, ini alih profesi menjadi pengantar karyawan proyek reklamasi Pulau G. Pekerjaan ini dinilai lebih menjanjikan dibanding memancing ikan.

Mardi, 56, nelayan asal Indramayu, itu kini sibuk mondar-mandir di sekitaran perairan proyek Pulau G. Ia mengatakan, kapal getek yang muat 10 orang ini berganti muatan sejak 2012.

"Kapal kecil ini udah gak sanggup lagi mancing, ikannya udah sudah surut," kata Mardi saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Jumat (8/4)

Ia menuturkan, kapal motor dengan mesin 16 PK miliknya siap selama 24 jam non stop menerima pesanan antar karyawan. Pada malam hari, dia hanya mengandalkan nyala lampu tembak dari lahan Pulau G.

"Kapal saya ini sudah jadi seperti rumah, saya pulang nanti adik saya yang ganti. Proyeknya juga tidak pernah berhenti, karyawannya ada shift siang ada yang malam," tuturnya.

Dia sudah mempunyai pelanggan tetap. Saat bertugas, dia tak langsung mengantar langganannya ke tanah reklamasi di pulau G. Ia hanya bisa mengantar pekerja hingga kapal proyek di sekitaran perairan Muara Angke. Menurutnya, tak sembarang orang bisa menginjakkan kaki di lahan milik PT Agung Podomoro Land itu. Pejagaan ketat dilakukan petugas sekuriti dengan empat buah kapal boat cepat di sekitaran urukan laut di teluk Jakarta tersebut.

"Ke pulau langsung belum bisa, penjagaannya ketat. Kita paling bisa hanya 100 meter, setelah itu pasti dikejar, ditanya-tanya. Kata mereka bahaya, banyak alat proyek," paparnya.

Mardi mengatakan, ia dapat meraup keuntungan berkali lipat dibanding menjadi nelayan. Dalam sehari rata-rata duit satu juta rupiah bisa ia kumpulkan. "Ongkos sekali jalan Rp100 ribu. Kalau jauh bisa Rp300 ribu. Dibanding jual ikan ya jauh," tuturnya.

Kapal biru bernama Sinar Jaya milik Mardi menjadi akses satu-satunya pekerja dari pelabuhan Muara Angke menuju kapal proyek Pulau G. Mardi menuturkan, tak hanya orang yang ia bawa. Tak jarang pula permintaan mengantarkan bahan logistik perbekalan pekerja ia jabani.

"Tadi pagi, saya antar belanjaan dari pasar ke kapal Tolak Lapan. Buat karyawan kerja seminggu ke depan," ucapnya.

Hingga hari ini proses proyek reklamasi Pulau G masih berlangsung. Pantauan Metrotvnews.com dari kejauhan nampak belasan kapal-kapal melegokan jangkarnya di sekitaran Pulau G. Masing-masing memiliki fungsi tersendiri, ada yang menyedot lumpur, membawa batu, ada pula kapal tongkang yang membawa material urukan laut.

Tanah pulau reklamasi sendiri sudah menyembul sekitar dua meter diatas permukaan laut. Nampak di tengah lahan berpasir itu ada tiga mesin craine, batching plant beton, beberapa ekskavator dan kontainer tempat hunian para pekerja.

Proyek reklamasi Pulau G baru selesai sebagian kecil. Berdasarkan perkiraan, jarak dari bibir pantai menuju pulau sekitar 4 kilometer. Dengan menggunakan kapal getek, berlayar hingga ujung tanah proyek reklamasi terhitung 30 menit.

Pulau Reklamasi kini jadi perbincangan setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap suap di balik renacana peraturan daerah (raperda) soal reklamasi.

KPK menetapkan Sanusi dan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja sebagai tersangka setelah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di salah satu pusat perbelanjaan Kamis (31/3).

Dalam OTT itu, tim KPK menyita uang senilai Rp 1,1 miliar dan Rp 140 juta. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Zonasi dan Pulau-Pulau Kecil dan Raperda tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.(X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya