Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Selama PPKM, Ada 62.538 Kasus Baru Covid-19 di Jakarta

Putri Anisa Yuliani
03/2/2021 12:12
Selama PPKM, Ada 62.538 Kasus Baru Covid-19 di Jakarta
Sejumlah bus Trans Jakarta melintasi Jalan Pintu Besar Utara yang ditutup karena kebijakan PPKM di Kota Tua, Jakarta.(ANTARA/Aditya Pradana Putra)

SELAMA periode 4-31 Januari 2021 terdapat 80.471 kasus baru covid-19 dari total sebanyak 520.563 orang yang menjalani tes swab PCR atau persentase positifnya (positivity rate) mencapai 15,4%.

Sementara itu, sebanyak 77,7% kasus baru atau sebanyak 62.538 kasus baru covid-19 muncul selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yakni pada 11-31 Januari.

Jumlah kasus baru covid-19 di periode 4-31 Januari 2021 ini lebih banyak hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah kasus baru di periode 7 Desember 2020-3 Januari 2021 dengan 45.630 kasus baru dari total 412.677 orang yang menjalani tes swab PCR atau 'positivity rate'-nya mencapai 11%.

Baca juga: Sebut PPKM tak Efektif, Wagub DKI: Banyak Aktivitas di Akhir Pekan

Sementara itu, per 31 Januari 2021, terdapat peningkatan kapasitas tempat tidur isolasi dan tempat tidur ICU di 101 RS rujukan.

Untuk tempat tidur isolasi sejumlah 8.081, persentase keterisiannya sebesar 80% dengan total pasien isolasi sebanyak 6.439 orang.

Sedangkan, untuk tempat tidur ICU sejumlah 1.116, persentase keterisiannya sebesar 79% dengan total pasien ICU sebanyak 886 orang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan tingginya angka penularan covid-19 di Jakarta terjadi karena mobilitas warga yang sangat tinggi di ibu kota.

Terlebih, dengan status Ibu Kota, Jakarta menjadi tempat transit dan pusat kegiatan ekonomi dari dan menuju daerah seperti dari sekitar Bodetabek.

"Memang Jakarta ini karena Ibu Kota, pusatnya informasi dari dalam luar negeri, dari antar daerah. Kemudian di sini ada pemerintahan pusat yang juga berinteraksi secara nasional dan juga teman-teman semua pebisnis pengusaha banyak berkumpul di Jakarta sehingga Ibu Kota yang padat ini potensi kerumunannya juga meningkat, potensi interaksi meningkat maka potensi terpaparnya juga lebih tinggi dibanding daerah lain," kata pria yang akrab disapa Ariza itu, Selasa (2/2)

Pihaknya telah melakukan upaya semaksimal mungkin dalam memberikan penanganan kesehatan terhadap pasien covid-19. Namun, masyarakat diminta disiplin agar kasus covid-19 bisa terus ditekan.

"Memang demikian betapa baiknya regulasi yang kita buat, aparat sebanyak apapun kita hadirkan, sanksi yang berat kita kenakan, semua yang paling penting adalah kepatuhan dan ketaatan daripada masyarakat. Untuk itu kami minta masyarakat yang ada di rumah disiplin, patuh, taat, hidup sehat, hidup seimbang, berjemur, berolahraga, tidur yang cukup dan sebagainya," pungkasnya.

Kedisiplinan ini sangat penting karena mengingat Pemprov DKI Jakarta tidak bisa menambah kapasitas tempat perawatan covid-19 dalam waktu cepat.

Sebab, menambah kapasitas perawatan artinya juga membutuhkan tenaga kesehatan yang mumpuni. Sementara itu, menambah sumber daya juga bukan hal yang mudah karena memerlukan pembekalan khusus bagi para tenaga kesehatan agar maksimal dalam menangani pasien covid-19 yang memiliki kondisi khusus.

"Semua ini kan nggak sembarangaan asal hadirkan, asal ada. Kita kan bukan menghadirkan tukang sapu jalan. Ini dokter yang harus miliki keahlian, kemampuan dan lain sebagainya. Tentu ada kewenangan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kemenkes," tandasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya