Tangisan Kebebasan

TAK seorang pun orang ingin merasakan dinginnya lantai di balik jeruji besi. Namun, apa daya, Nadya Dobosh, 23, warga negara asing (WNA) kelahiran Ukraina, terpaksa harus menjalaninya juga di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Khusus Wanita Kelas II A Pondok Bambu, Jakarta Timur. Nadya ditangkap petugas Polres Jakarta Selatan, 2 Februari 2013, di Apartemen Gate Way, Ciledug Raya, Petukangan, Jakarta Selatan, terkait dengan penyalahgunaan narkoba jenis sabu.

Nadya yang divonis hukuman 4 tahun 1 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tak pernah membayangkan bahwa sebagian hidupnya akan dilalui di hotel prodeo walaupun dia mengaku dapat menjalani masa hukumannya dengan penuh kebahagian. "Saya menjalani ini dengan lepas, tidak seperti sebagian narapidana yang merasa terpenjara. Pikiran positif sangat membantu menjalani hari-hari panjang ini, seakan terasa singkat. Banyak orang di luar sana membayangkan penjara begitu menyeramkan. Namun, nyatanya tidak seperti itu," kata Nadya pada 22 Januari 2016.

Di dalam tahanan, rasa sesal pun tumbuh, terlebih ketika mengetahui ibunya memilih berhenti bekerja di negaranya dan hijrah ke Indonesia hingga menetap di Bogor hanya agar dapat membesuknya setiap saat. "Tentunya saya jera untuk memakai barang itu lagi. Selama di sini (rutan), banyak hal yang patut disyukuri dan dipelajari dari teman-teman, serta para petugas seperti membuatku lebih dewasa, dan memberi masukan tanpa memandang saya WNA, hingga mampu berbahasa Indonesia dengan baik.

Selain itu, saya belajar untuk hidup mandiri dari mereka. Saya cinta negara ini (Indonesia) yang membuat saya sangat berat untuk meninggalkan Indonesia," ungkapnya. Nadya memang pandai bersosialisasi dengan teman sekamar dan para petugas yang selalu menemaninya dalam suka duka. Ia tercatat sebagai tahanan berkelakuan baik dan mendapatkan beasiswa untuk sekolah make-up bertaraf internasional yang diprogramkan kepala rutan.

Kelamnya 1.095 hari dalam masa penahanan ternyata telah menumbuhkan ketakutan besar dalam dirinya yang disampaikannya sambil menangis dalam pelukan kepala rutan, menjelang detik-detik kebebasannya, 25 Januari 2016. "Tolong bantu aku. Karena aku takut sekali di luar sana," isaknya. Foto story berjudul Tangisan Kebebasan merupakan bagian dari pameran foto Arkamaya yang berlangsung hingga 1 Mei 2016 di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Pasar Baru, Jakarta. (M-3)