Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
MASJID Keramat Luar Batang tak pernah sepi disinggahi peziarah dari berbagai penjuru.
Sarana ibadah yang berdiri sejak abad ke-17 ini mampu menggerakkan perekonomian warga sekitar.
Masjid yang berada di Kampung Luar Batang, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, ini merupakan salah satu pusat syiar Islam di zaman Hindia Belanda.
Yang mendirikan ialah ulama asal Yaman, Habib Husein bin Abubakar Alaydrus, yang masuk ke Nusantara pada abad ke-17.
Waktu itu Kampung Luar Batang sudah ada sebagai penampungan sementara awak kapal yang memasuki Pelabuhan Sunda Kelapa.
"Gubernur Hindia Belanda, Gustaf Willem Baron van Imhof, menghadiahkan tanah ini ke Habib Husein," ujar Sekretaris Masjid Keramat Luar Batang, Mansur Amin, kepada Media Indonesia, Kamis (31/3).
Makam Habib yang wafat pada 1756 itu berada di dalam masjid sehingga menjadi daya tarik bagi peziarah.
Mansur memperkirakan dalam satu minggu jumlah peziarah mencapai 5.000 orang.
Jumlah tersebut di luar jemaah salat dan wisatawan.
Waktu untuk berziarah ke makam dibuka selama 24 jam, dan tidak dikenai retribusi, hanya sumbangan sukarela.
"Dari situ menjadi penggerak ekonomi, otomatis pengunjung beli minum, makan, dan lain-lain yang bisa menumbuhkan perekonomian warga. Juga untuk biaya operasional masjid yang sekitar Rp15 juta per bulan. Selama ini belum pernah ada dana dari pemerintah untuk masjid," jelasnya.
Mengenai kapan tradisi ziarah ke Masjid Luar Batang, Mansur mengaku tidak tahu kapan.
Hanya ada foto kunjungan Raja Surakarta Sri Susuhunan Pakubuwono X pada 1939 dan menyumbang untuk pembangunan gerbang masjid.
Terkait dengan info penggusuran Kampung Luar Batang, Mansur mengaku kaget karena di surat pemberitahuan dari Camat Penjaringan tertulis wilayah RW 03. Lokasi masjid masuk wilayah RW 03.
Saat info itu mencuat, beragam ormas ingin memberi bantuan untuk menolak pembongkaran masjid.
"Bahkan ada dari Madura, dulu yang kirim massa 10 bus saat akan pembongkaran makam Mbak Priok, dia telepon saya, mau kirim massa 10 gerbong kereta api. Ormas-ormas seperti FPI dan FBR juga sudah siap mau bantu," ungkapnya.
Menurut Mansur, Masjid Luar Batang tidak membutuhkan plaza seperti yang dijanjikan Ahok.
Yang dibutuhkan ialah menjadikan Kampung Luar Batang sebagai cagar budaya di Jakarta. (Irwan Saputra/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved